Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuliah di Luar Negeri Tanpa Beasiswa, Kenapa Tidak?

21 Mei 2017   00:27 Diperbarui: 21 Mei 2017   01:26 3240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIAPA bilang kuliah di luar negeri harus ada beasiswa. Siapa bilang kuliah di luar negeri hanya bagi mereka yang datang dari keluarga tajir. Bagi saya, dan bahkan bagi orag yang pernah tinggal di luar negeri, melihat jalan untuk mengenyam pendidikan tinggi sangat gampang. Mungkin bisa dipakai pepatah dimana ada kemauan di situ ada jalan.

Jadi peganglah pepatah dimana ada kemauan di situ ada jalan. Jangan malah menutup diri dengan berpegang dengan kata-kata kuliah ke luar negeri harus ada beasiswa atau hanya untuk orang yang kaya.

**

Tulisan ini, merefleksikan pengalaman pribadi dan beberapa teman saya yang bisa kuliah di luar negeri tanpa beasiswa. Baik di Asia, Australia, Eropa dan Amerika. Memang umumnya bila kuliah ke luar negeri akan membutuhkan biaya yang banyak terutama untuk transportasi dan mengawali hidup di negara orang. Tetapi segalanya bisa disiasati supaya bisa minim pengeluaran.

Berikut lima hal penting yang harus diperhatikan dan bisa menjadi pemacu bagi siapa saja yang ingin berjuang secara mandiri menuntut ilmu di luar negeri.

Pertama: Carilah informasi negara yang memberi kebenaran kepada warga negara asing untuk bekerja part time. Kemudian menimbang-nimbang penghasilan kerja dengan kebutuhan hidup sehari-hari dan juga termasuk biaya apabila kuliah. 

Kedua: Carilah informasi perguruan tinggi yang bisa dimasuki dengan mudah di negara yang fleksibel memberikan kesempatan kepada mahasiswa asing untuk bekerja part time. Selama mengumpulkan informasi, dalamilah bahasa asing seperti bahasa Inggris dan secara khusus bahasa negara yang akan dituju.

Ketiga: Di negara tertentu ada perguruan tinggi yang gratis tetapi tidak menanggung biaya hidup dan keperluan kuliah. Mahasiswa tinggal bekerja part time untuk memenuhi segala keperluan hidupnya.

Keempat: Pintar membagi  waktu dengan baik seperti memanfaatkan waktu libur akhir pekan untuk bekerja dan tentu harus mengurangi aktivitas yang kurang produktif. Kuliah mandiri harus bijak memanfaatkan fasilitas kampus seperti laboratorium komputer, hot spot, wifi, perpustakaan, hostel kampus, transportasi kampus hingga fasilitas olahaga.

Kelima: Jalin hubungan yang baik dengan dosen yang mendapat research grant. Coba minta untuk menjadi research assistant supaya lebih terjamin dan tidak perlu lagi sibuk mencari kerja part time di luar kampsus. 

Lima hal di atas penting untuk dicermati bagi siapa saja yang punya keinginan kuliah di luar negeri tetapi tidak memiliki kemampuan finansial dan sulitnya mendapat beasiswa. Semoga bermanfaat.***

. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun