Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Jitu Melestarikan Budaya Indonesia di Luar Negeri

2 Maret 2017   20:32 Diperbarui: 3 Maret 2017   06:01 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur. Foto: Dok. Atdikbud KBRI-KL

Budaya merupakan gambaran jiwa sebuah masyarakat, buah fikiran, refleksi keyakinan, bentuk kekompakan, juga bukti dari sebuah mufakat bersama, terbungkus dalam toleransi yang kuat. Hal seperti itulah yang telah mewarnai corak sebuah bangsa bernama Indonesia.

Kata orang bijak pandai, dimana bumi di pijak, di situ langit dijunjung. Dimanapun kita berada, warisan nenek moyang Indonesia wajib sifatnya untuk dijaga dan dilestarikan karena kita ketahui bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai warisan budayanya.

Sejak abad ke-15, banyak orang Indonesia menyeberangi selat Melaka menuju Semenanjung Malaysia. Setiap kelompok masyarakat yang merantau pasti mebawa bersama budaya atau tradisi masing-masing.

Dari dulu hingga sekarang, banyak budaya dari berbagai suku di Indonesia yang berkembang di Malaysia, seiring dengan tingginya mobilitas migrasi orang Indonesia ke Malasia. Dalam rentang waktu tersebut, sering juga berkonflik gara-gara klaim budaya.

Pada tahun 2016, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Dr. Ari Purbayanto berinisiatif, perlunya melakukan pendekatan sosio edukasi dalam melestarikan dan menjaga budaya masyarakat Indonesia di Malaysia.

Cara yang sesuai adalah memberikan sosialisasi yang sempurna kepada generasi muda Malaysia tentang budaya Indonesia. Alhasil, pada tahun lalu, sebanyak 55 orang pelajar sekolah menengah di negeri jiran itu, sukses mengikuti pelatihan seni dan budaya Indonesia yang diselenggarakan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).

Ternyata selama dua bula berlangsungnya kelas pelatihan, mereka senang sekali mengikuti kelas tarian, gamelan dan angklung. Bahkan pada saat penutupan kegiatan yang berlangsung selama dua bulan itu, para peserta mampu menari dengan lincah, memainkan gamelan dan angklung dengan baik.

Perwakilan RI dan Sekolah Indonesia berharap dengan diselenggarakannya pelatihan tersebut, dapat memberikan pemahaman yang sempurna tentang asal usul seni dan budaya yang ada. Tak kalah penting yaitu untuk mempererat hubungan masyarakat dua negara yang sering disebut bak adik-kakak karena satu asal usul nenek moyang--rumpun Austronesia.

Dari berbagai sumber disebutkan bahwa telah terjadi gelombang migrasi rumpun Austronesia melaluijalur Barat dan Selatan. Gelombang ini merupakan gelombang Deutro Melayu Muda yang tersebarmelalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.

Terdapat berbagai program misi kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di Malaysia. Baru-baru ini, KBRI Kuala Lumpur juga meresmikan rumah budaya berupa bus kebudayaan yang akan dipakai untuk road-show budaya ke beberapa negara bagian di Semenanjung Malaysia.  

Misi yang sangat baik dan perlu ditiru, supaya kedepan, masyarakat Indonesia dan Malaysia sama-sama memiliki pemahaman yang utuh tentang eksistensi budaya masing-masing.

Harapan dengan itu semua, tidak ada lagi klaim budaya apalagi konflik dan caci maki sesama saudara sendiri yang dikatakan sebagai masyarakat negara serumpun. Semoga!***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun