Warga Negara Indonesia yang sibuk bekerja di luar negeri seperti ekspatriat, pebisnis, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, pekerja di sektor konstruksi, pabrik, pelayan restoran, perkebunan, dan pekerja rumah tangga yang masih ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan lebih efektif bila memilih Univeritas Terbuka sebagai solusi pendidikan mereka selama di perantauan.
Tentu hal ini punya dasar dan alasan kuat demi efesiensi waktu dan juga lebih mudah mengatur waktu sesuai jadwal kerja. Berikut 10 hal yang perlu digarisbawahi adalah sbb:
Pertama, mahasiswa bisa memanfaatkan waktu selama bekerja sambil kuliah sehingga tidak perlu bekerja mengumpul uang selama 4 tahun di perantauan untuk kuliah selama 4 tahun bila kembali ke tanah air.
Kedua, dengan menyempatkan diri kuliah selama bekerja di perantauan, mahasiswa tidak perlu menysusahkan orangtuanya untuk biaya kuliah, uang kost, uang saku bulanan dan segala keperluan selama belajar karena bisa membiayai sendiri dari gaji yang diperoleh.
Ketiga, mahasiswa tetap bisa kuliah sambil kerja di perusahaan masing-masing karena perkuliahan diatur secara online. Sementara itu, semua kegiatan perkuliahan tatap muka diadakan di waktu libur akhir pekan sehingga sangat memungkinkan untuk hadir kelas tutorial.
Keempat, mahasiswa yang tidak bisa mengikuti ujian karena bentrok dengan waktu cuti ke tanah air, solusinya bisa menumpang ujian di Pokjar UT terdekat dengan rumahnya. Apabila selesai kontrak kerja dan kembali ke tanah air, mahasiswa bisa melakukan perpindahan ke UT terdekat di tempat tinggalnya.
Kelima, UT Indonesia adalah perguruan tinggi negeri yang tidak perlu diragukan legalitasnya. Program UT di luar negeri juga merupakan program belajar yang biayanya paling terjangkau. Khususnya untuk negara Malaysia, Singapura dan Saudi Arabiah, biayanya antara Rp. 41,000 - Rp. 50.000 per SKS tanpa ada biaya pembangunan.
Keenam, Kegiatan UT mendapat dukungan dari semua kantor perwakilan RI di luar negeri. Perwakilan senantiasa memantau dan mendukung jalannya kegiatan perkuliahan, mulai perekrutan mahasiswa baru, ujian akhir semester, hingga penyelenggaraan wisuda.
Ketujuh, mahasiswa dapat membuktikan kepada keluarganya bahwa walaupun sibuk bekerja, anaknya tetap bisa mandiri dan berusaha keras untuk mengejar kesuksesan melalui pendidikan.
Kedelapan, UT satu-satunya perguruan tinggi negeri yang tidak mengenal batas umur dan juga batas waktu kuliah. Kembali kepada mahasiswa yang harus selalu meningkatkan kompetensi diri supaya bisa bersaing di dunia kerja bila lulus nanti.
Kesembilan, komunitas mahasiswa UT dibangun dengan rasa solidaritas yang tinggi, atas banyak kesamaan terutama perasaan seperantauan untuk sukses dalam pendidikan sehingga semua kegiatan ekstrakurikuler didisain khusus dalam nuansa persaudaraan demi meningkatkan kualitas mahasiswa.