Mohon tunggu...
Theresia Putri Maharani
Theresia Putri Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jurnalis Bersaing dengan Content Creator, Pasar atau Informasi?

8 Oktober 2023   17:54 Diperbarui: 8 Oktober 2023   18:09 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fragmentasi audiens sangat penting dilakukan oleh jurnalis dengan tujuan membentuk hubungan yang lebih bermakna dengan audiens khusus (Banjac &Hanusch, 2020). Maka dari itu, jurnalis harus mendefinisikan audiens lebih sempit karena mengejar hubungan yang lebih kolaboratif dengan audiens. Dibandingkan fokus dengan engagement sebaiknya perlu memahami karakter dari audiens. Selain itu, fokus dalam membuat konten yang unik dan bernilai sehingga audiens mampu membedakan dengan media lain.

Partisipasi dan keterlibatan menjadi semakin penting bagi audiens di media baru. Swart et al (2017) mengemukakan konsep koneksi publik untuk mengetahui bagaimana berita menjadi bermakna dan berharga bagi audiens. Model tersebut berasal dari pertanyaan: isu apa yang membuat orang terhubung (inklusivitas), bagaimana pengguna terlibat dan kapan menjadi bermakna bagi mereka (keterlibatan), bagaimana hubungan produsen konten dan konten menjadi berharga (relevansi), dan bagaimana hal tersebut memungkinkan mereka untuk menavigasi masalah dan solusi sehari-hari (konstruktif).

Daftar Pustaka:

Adornato, A. (2017). Mobile and Social Media Journalism: Practical Guide. California: CQ Press

Banjac, S., & Hanusch, F. (2020). A question of perspective: Exploring audiences' views of journalistic boundaries. New Media & Society, 24(3), 705-723. https://doi.org/10.1177/1461444820963795

Broersma, M., & Eldridge, S., A. (2019). Journalism and social media: redistribution of power? Media and Communication, 7(1), 193--197. https://doi.org/10.17645/mac.v7i1.2048

Mustajab, R. (2023). WhatsApp Masih Menjadi Media Sosial Terfavorit di Indonesia. https://dataindonesia.id/internet/detail/whatsapp-masih-menjadi-media-sosial-terfavorit-di-indonesia

Puspita, R., & Suciati, T., N. (2020). MOBILEPHONE dan MEDIA SOSIAL: PENGGUNAAN dan TANTANGANNYA pada JURNALISME ONLINE INDONESIA. Ekspresi dan Persepsi : Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2) 132-146. https://doi.org/10.33822/jep.v3i2.1781  

Swart, J., Peters, C., & Broersma, M. (2017) Repositioning news and public connection in everyday life: a user-oriented perspective on inclusiveness, engagement, relevance, and constructiveness. Media, Culture & Society, 39(6), 902--918. https://doi.org/10.1177/0163443716679034

Westlund, O. (2008). From Mobile Phone to Mobile Device: News Consumption on the Go. Canadian Journal of Communication, 33(3). https://doi.org/10.22230/cjc.2008v33n3a2004

Westlund, O. (2013). Mobile news: A review and model of journalism in an age of mobile media. Digital Journalism, 1(1), 6--26. https://doi.org/10.1080/21670811.2012.740273

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun