Ibu
Di sini kutulis kisah tentangmu
Di mana engkau selalu menjadi penopang dikala aku jatuh
Menjadi batu sandaran ketika aku sedih
Menjadi pendengar setia ketika semua orang meninggalkan aku
Kau dekap aku dalam hangatnya pelukanmu
Kau curahkan segala kasih sayangmu
Walau terkadang kesal akan sifat dan tingkahku
Kau tetap menyayangiku dengan sepenuh hatimu
Di kala aku menangis
Engkau selalu mengusap air mataku
Berusaha mengukir senyuman dibibirku
Dan mencerahkan hariku lagi
Mungkin saat itu engkau merasa kesal
Merasa kecewa dengan sikap dan tingkah lakuku
Merasa sedih atas responku pada didikanmu
Tetapi engkau pantang menyerah dalam mendidikku
Sikap egoisku membuatku tidak sadar
Berapa banyak pengorbanan yang telah engkau beri
Kau ajari aku setiap hal kebaikan
Dan menjadikanku pribadi yang berakal budi
Ibu engkau adalah pelita hatiku
Sabarmu mendinginkan amarah dan kesalku
Senyummu menyinari gelapnya hariku
Kasihmu menyenangkan hatiku
Kebaikanmu meluluhkan hatimu
Engkau adalah segalanya bagiku
Harta kekayaan tidak akan mampu membeli dirimu
Segala sesuatu dimuka bumi ini tidak mampu menuliskan tulusnya kasihmu
Bahkan tak pernah terlepas dari benakku bagaimana aku dapat membalasmu
Terima kasih untuk cinta dan kasih sayangmu yang tulus
Terima kasih untuk semua pengorbananmu
Terima kasih untuk segala jerih payahmu dalam mendidikku
Cinta dan kasihmu akan ku ingat selalu
Aku tidak dapat membalas seluruh kebaikanmu
Namun, diam-diam aku selalu berdoa kepada Tuhan
Agar diriku suatu saat bisa membuatmu menjadi orang paling bahagia
Terima kasih lagi aku ucapkan, Ibuku tersayang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H