Mohon tunggu...
TH
TH Mohon Tunggu... lainnya -

---

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Ada yang Terbebas dari Kehendak Langit

1 Agustus 2012   04:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banyak yang menyalakan api saat angin berhembus kencang. Sementara Takdir tak bisa digugat;

Di rumah, di jalanan, di kolong jembatan, orang-orang bergeming meski tubi-tubi kebohongan menusuk janji.

"Semua hanya masalah waktu dan takdir,”

"Pada waktunya, akan datang sebuah cahaya keadilan. Hingga genaplah apa yang diucapkan Sang Pujangga si pembaca pola langit,"

Meski tampak suram seperti lentera kehabisan minyak sebelum fajar, mereka tetap berpijak di atas tanah negrinya.

"Gelap adalah pintu masuk cahaya,"

Meski pemimpinnya tampak lemah bagai cahaya bulan yang memudar kala Subuh, mereka tetap percaya,

"Pagi akan melahirkan matahari,"

Menjelang tidur, para ayah berbisik pada anak-anaknya, "Semua hanya masalah waktu dan takdir. Tak ada yang terbebas dari kehendak Langit,"

Para Ibu mengecup bayi-bayi mereka seraya berbisik, "Kelak, jika kau dalam kepedihan, serahkanlah dirimu pada langit timur. Selamat tidur, Nak..."

-Jakarta, 1 Agustus 2012-

* sangat dipengaruhi oleh syair-syair Zaman Kekaisaran China

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun