Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Proklamasi Dituntaskan?

21 Agustus 2018   22:33 Diperbarui: 21 Agustus 2018   22:55 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: nasional.kompas.com

Berburu dengan waktu, namun tidak grusa-grusu, Soekarno-Hatta segera menyusun kabinetnya. Maka, pada 4 September 1945, kabinet terbentuk. Mereka yang diangkat sebagai menteri adalah putra-putra bangsa yang sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala di departemen masing-masing. Perlu diketahui, selama Jepang berkuasa, Jepang membentuk departemen-departemen yang dikepalai oleh orang Jepang dan orang pribumi sebagai wakilnya. Para wakil kepala departemen itulah yang dijadikan menteri oleh Soekarno-Hatta.

Hal yang sama juga berlaku di daerah-daerah. Kepala daerah adalah orang Jepang, sementara wakilnya adalah pribumi. Nah, para wakil kepala di daerah itu kemudian diangkat sebagai gubernur dan residen. Meskipun sempat mendapat pertentangan dari kaum muda, namun strategi itu tetap dijalankan. "Ini adalah sebuah siasat merebut kekuasaan dari dalam." tulis Roem.

Lengkaplah sudah segala komponen yang dibutuhkan oleh sebuah negara. Memiliki wilayah, UUD, kepala negara/pemerintahan beserta kabinetnya, serta aparatur di seluruh wilayahnya. Ada wilayah, ada pemerintah, dan ada yang diperintah.

Dan, semakin lengkaplah ketika seluruh aparatur dan rakyat mematuhi perintah Soekarno untuk mengambil alih kekuasaan dan wewenang di masing-masing departemen dan daerah. Yang artinya, para kepala departemen dan daerah, yang orang-orang Jepang itu, dipaksa turun. Yang menolak turun, ditawan oleh para pemuda (rakyat).

Benar-benar siasat jitu merebut kekuasaan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Merdeka!

***

@thriologi

Bintaro, 21 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun