Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehidupan dan Kematian

11 Agustus 2016   09:06 Diperbarui: 11 Agustus 2016   09:14 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber image: http://www.solara.org.uk

“Badan wadag yang menyembunyikan ruh,”

“Apakah keduanya akan mati?”

“Hanya yang nampak yang akan mati. Yang tak nampak tak pernah mati,”

Si entah siapa itu lama tak membalas. Kupikir dia sudah puas dengan jawaban-jawabanku, atau mungkin pulsanya sudah habis. Tetapi tidak. Setelah kurang lebih lima menit, ia malah memberondongku dengan rentetan pesan pendek.

Kehidupan dan kematian adalah dua alam yang berhimpitan. Mereka hanya dibatasi oleh kelambu tipis,”

“Saking tipisnya, banyak orang yang tak sadar bahwa dia hidup dalam kematian, atau mati dalam kehidupan,”

“Saking tipisnya, banyak orang yang bahkan untuk kaget pun tak sempat ketika tiba-tiba dia sudah berada di alam kematian.”

“Kehidupan dan kematian adalah dua pendulum yang dimainkan waktu. Begitulah, karena mereka dalam penguasaannya,”

“Dan sampai kapan pun, kehidupan dan kematian tak dapat menguasai waktu. Jika ada kehidupan yang abadi maka itu adalah kematian, jika ada kematian yang abadi maka itu adalah kehidupan.”

“Ada yang bilang, kehidupan adalah misteri; kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Kepada mereka, aku lebih suka bilang, misteri adalah kehidupan; karena ketidaktahuan maka kita hidup.”

“Ada yang bilang, kematian adalah misteri; kita tidak tahu kapan kematian akan datang. Kepada mereka, aku lebih suka bilang, misteri adalah kematian; karena ketidaktahuan maka kita mati.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun