Mohon tunggu...
Thoyib Abdullah
Thoyib Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - Ecommerce - Freelance Writer and Teacher - Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris

The deeper I see, the more I understand the feeling -------- Ecommerce Enthusiast, Freelance Writer and Teacher, Postgraduate Student of English Education, Pendamping Proses Produk Halal (Certified Halal Product Process Assistant)

Selanjutnya

Tutup

Film

Jiraiya, Pembelajaran Di Balik Kebencian dan Rasa Bersalah

12 Agustus 2024   16:22 Diperbarui: 12 Agustus 2024   16:31 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jiraiya (Sumber gambar: DevianArt)

Jiraiya, salah satu karakter yang menjadi seorang sannin legendaris dalam serial Naruto sekaligus guru dari Naruto sendiri, pernah mengatakan pesan mendalam "Ketika orang terluka, maka ia akan belajar membenci. Ketika orang menyakiti orang lain, mereka akan dibenci dan disiksa dengan rasa bersalah."

Ternyata, kata-kata ini menggambarkan siklus yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, di mana luka batin sering kali memicu kebencian, dan kebencian tersebut bisa memicu tindakan yang merugikan orang lain.

Ketika seseorang terluka, baik secara fisik maupun emosional, respon alami yang sering muncul ialah kebencian. Kebencian ini bisa tumbuh dari perasaan tidak adil atau kecewa yang mendalam. Namun, kebencian bukanlah solusi; terkadang itu hanya memperpanjang penderitaan.

Sementara itu, ketika seseorang menyakiti orang lain, mereka tidak hanya menanamkan luka pada orang tersebut, tetapi juga pada diri mereka sendiri. Rasa bersalah yang muncul setelah menyakiti orang lain adalah bentuk hukuman batin yang bisa menyiksa seseorang dalam jangka panjang.

Jiraiya mengajarkan bahwa memahami siklus ini adalah langkah awal untuk memutus rantai kebencian dan rasa bersalah. Dengan menyadari bahwa setiap luka tidak harus berujung pada kebencian, seseorang bisa memilih jalan yang lebih baik seperti memaafkan dan memperbaiki diri. Begitu pula, dengan mengakui kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan yang menyakiti orang lain, seseorang bisa membebaskan diri dari rasa bersalah yang menyiksa.

Pesan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah proses pembelajaran, dan setiap luka serta kesalahan adalah peluang untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun