Pernahkah membayangkan hidup tanpa listrik? Hidup tanpa smartphone untuk upload di Facebook/Instagram? Atau bahkan membayangkan anda tidak bisa bekerja/belajar karena kehabisan bahan bakar saat di jalan? Oleh karena itu, energi alternatif sangat dibutuhkan untuk meminimalisir hal-hal tersebut.
Seperti yang kita tahu, energi listrik alternatif biasanya dihasilkan oleh angin, air, sinar matahari hingga yang sangat modern, nuklir. Namun pernahkah anda membayangkan energi listrik yang dihasilkan oleh tanaman? Â Remaja ini menemukan potensi energi listrik dari tanaman tomat yang menghasilkan 0,5 volt perdetiknya. Jika kabar itu saja sudah membuat tak percaya, kamu akan kaget dengan penemu listrik dari tanaman tomat itu? Sumber listrik itu ditemukan seorang remaja 13 tahun asal Jakarta, Thoriq Yahya.Â
Asal Mulanya, Yahya merasa bahwa masyarakat pada saat ini membutuhkan banyak sekali kebutuhan hidup yang memerlukan energi listrik seperti smartphone, komputer, dll yang menggunakan energi fosil yang suatu saat bakal habis. Oleh karena itu, dia merasa memerlukan sebuah energi terbarukan dan dapat diperbaharui.
Thoriq Yahya ini mengkombinasikan kebutuhan hidup masyarakat urban dan penelitiannya (energi listrik dari tanaman) yang membawanya pergi ke Amerika pada Juli mendatang sebagai satu dari 14 delegasi Indonesia untuk menghadiri konferensi lingkungan di Oregon, Amerika (www.cei2017.org)Â
Thoriq Yahya dan Naufal (https://autotekno.sindonews.com/read/1151164/124/bocah-dari-aceh-ini-sulap-pohon-kedondong-jadi-sumber-listrik-1477730185) memang sama-sama meneliti mengenai sumber energi listrik dari pohon dan tanaman, bahkan Naufal sendiri sudah berhasil menyalakan lampu bagi 60 lebih rumah di lingkungannya. Namun yang membedakan secara mendasar adalah tumbuhan yang digunakan Naufal adalah pohon kedondong dan Thoriq Yahya adalah tanaman tomat.
Penelitian Yahya dapat diakses melalui www.urban-plant.com.Â
Oleh karena itu bagi para pemuda Indonesia, yuk sama sama membangun bangsa dengan berbagai macam inovasi dan menghilangkan perbedaan diantara kita sebagaimana yang Yahya dan Naufal perlihatkan; walaupun penelitian mereka mirip, namun mereka tidak saling menjatuhkan satu sama lain dengan sama-sama membangun dan mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional.
Salam Pemuda Indonesia!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H