Kebakaran hutan di Los Angeles, California, yang kejadiannya bermula pada Selasa, tanggal 7 Januari 2025, perlahan-lahan berubah menjadi salah satu bencana paling menghancurkan dalam sejarah kota tersebut. Hingga Kamis malam, tanggal 16 Januari 2025, jumlah korban jiwa telah mencapai 27 orang, sementara 31 lainnya masih dinyatakan hilang. Dua kebakaran besar, Eaton dan Palisades, telah menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan dan menghanguskan sekitar 40.000 hektare lahan, sebuah area yang hampir tiga kali luas Pulau Manhattan.
Api yang Muncul dan Melahap Segalanya
Kebakaran awalnya muncul di LA County, daerah yang telah lama menghadapi ancaman kebakaran hutan akibat musim kering yang berkepanjangan. Namun, api dengan cepat menyebar, didorong oleh angin Santa Ana yang terkenal kencang. Dengan kecepatan hingga 100 mil per jam, angin ini membawa kobaran api melewati perbukitan dan langsung menuju kawasan pemukiman. Dalam hitungan jam, api yang awalnya kecil telah melalap rumah-rumah mewah, jalan-jalan utama, hingga area perkotaan.
Dilansir dari Kompas.com, Seorang penduduk lokal, Sarah Martinez, mengingat betul bagaimana api tiba-tiba mendekat ke rumahnya di Palisades. "Langit berubah merah gelap, dan bau asap terasa begitu pekat. Kami hanya punya beberapa menit untuk kabur. Rasanya seperti mimpi buruk," ceritanya sambil menahan air mata.
Tak hanya rumah penduduk yang terkena dampak, tetapi juga area yang menjadi habitat penting flora dan fauna. Pepohonan kering menjadi bahan bakar sempurna bagi api, dan binatang liar terpaksa melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Awal Terjadinya Kebakaran
Ketika api mulai menyebar, ribuan warga segera diperintahkan untuk mengungsi. Tempat-tempat penampungan sementara dibuka di berbagai lokasi, tetapi tidak semua orang berhasil mencapai tempat aman tepat waktu. Beberapa keluarga harus menghadapi kehilangan yang tak terbayangkan.
Kepanikan semakin meningkat ketika jaringan komunikasi dan listrik di beberapa area terputus. Jalur evakuasi pun sering kali terhambat oleh jalan yang tertutup api atau puing-puing. Para petugas pemadam kebakaran bekerja siang dan malam untuk menahan laju api, tetapi angin Santa Ana terus memperburuk situasi.
John Miller, seorang petugas pemadam kebakaran, menggambarkan momen itu sebagai salah satu yang paling sulit dalam kariernya. "Anginnya sangat kencang, dan api bergerak seperti monster. Kami melakukan yang terbaik, tetapi kadang-kadang kami merasa kalah oleh kekuatannya," katanya.
Korban Jiwa dan Materil