Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Logika, Prinsip-Prinsip Penalaran yang Sahih Bagi Manusia

9 Januari 2025   06:15 Diperbarui: 9 Januari 2025   04:21 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Proses berfikir secara logis (image source: wordstoplato.com)

Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang cara berpikir yang benar. Secara khusus, logika berfokus pada prinsip-prinsip penalaran yang valid dan bagaimana kita bisa menyusun argumen yang sahih dan masuk akal. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali membuat keputusan atau berusaha meyakinkan orang lain melalui argumen dan alasan. Namun, tidak semua argumen atau alasan itu sahih atau benar. Di sinilah logika berperan, memberikan kita alat untuk memeriksa dan menyusun argumen dengan cara yang lebih sistematis dan terstruktur.

Logika membantu kita menghindari kesalahan berpikir yang bisa menyebabkan kesimpulan yang salah. Melalui logika, kita belajar untuk berpikir lebih jelas dan terorganisir, serta membedakan mana argumen yang kuat dan mana yang lemah.

 Ada berbagai pendekatan dalam logika, namun tiga di antaranya yang paling mendasar adalah "logika deduktif", "logika induktif", dan "logika formal". Masing-masing pendekatan ini memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda, namun semuanya berusaha membantu kita untuk berpikir dengan cara yang lebih rasional dan konsisten.

Logika Deduktif

Menarik Kesimpulan yang Pasti dari Premis yang Benar.

Salah satu pendekatan utama dalam logika adalah logika deduktif. Logika deduktif berfokus pada cara menarik kesimpulan yang pasti dan logis dari premis-premis yang sudah diyakini kebenarannya. Dalam logika deduktif, jika kita mulai dengan premis-premis yang benar, maka kesimpulan yang dihasilkan dari proses deduksi akan selalu benar. Artinya, tidak ada ruang untuk keraguan dalam kesimpulan tersebut selama proses penalarannya dilakukan dengan benar.

Sebagai contoh sederhana, mari kita lihat argumen deduktif berikut:

- Premis 1: Semua manusia adalah makhluk hidup.

- Premis 2: John adalah manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun