Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etika, Cara Manusia Memahami Prinsip Moral dalam Tindakan

9 Januari 2025   04:10 Diperbarui: 9 Januari 2025   04:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa sub-kategori dalam pemahaman etika filsafat (image source: meishahuru.com)

Misalnya, dalam situasi di mana kita harus memilih antara menyelamatkan satu orang yang kita cintai atau menyelamatkan lima orang yang tidak kita kenal, seorang utilitarian akan memilih untuk menyelamatkan lima orang tersebut, karena keputusan tersebut akan menghasilkan kebahagiaan lebih besar bagi lebih banyak orang. Pandangan ini sangat memfokuskan pada "konsekuensi" dari tindakan kita dan mendorong kita untuk selalu mempertimbangkan bagaimana keputusan kita akan mempengaruhi kebahagiaan kolektif.

Utilitarianisme sangat populer dalam konteks "etika sosial" dan "politik", karena ia menilai kebijakan dan tindakan berdasarkan seberapa besar manfaat yang dihasilkan untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun, meskipun sangat praktis, utilitarianisme sering kali mendapat kritik, terutama karena terkadang mengabaikan hak individu. Mengutamakan kebahagiaan jumlah orang terbanyak tidak selalu berarti bahwa hak individu akan dihormati atau dipertimbangkan dengan adil.

Etika Kebajikan

Selain deontologi dan utilitarianisme, ada satu aliran etika lain yang tidak berfokus pada aturan atau konsekuensi, melainkan pada karakter dan kebajikan moral individu itu sendiri. Aliran ini dikenal dengan nama "etika kebajikan", dan ia berakar pada ajaran filsuf Yunani kuno,Aristoteles. Aristoteles percaya bahwa moralitas bukanlah tentang mengikuti aturan atau memikirkan konsekuensi dari tindakan kita, melainkan tentang membentuk karakter kita sehingga kita mampu bertindak dengan kebajikan.

Menurut Aristoteles, kebajikan adalah kualitas moral yang memungkinkan kita untuk hidup dengan baik dan mencapai tujuan hidup kita, yang dalam pandangannya adalah mencapai "eudaimonia", atau kehidupan yang baik dan bahagia. Kebajikan, bagi Aristoteles, adalah kebiasaan untuk bertindak dengan cara yang seimbang, bukan berlebihan atau kekurangan. Misalnya, keberanian adalah kebajikan yang terletak di antara keberanian yang berlebihan (terlalu berani) dan ketakutan yang berlebihan (terlalu penakut). Kebajikan bukan hanya tentang apa yang kita lakukan, tetapi juga tentang siapa kita sebagai individu dan bagaimana kita mengembangkan kualitas moral kita.

Etika kebajikan menekankan pentingnya "pengembangan karakter". Ini bukan hanya tentang memilih tindakan yang benar dalam situasi tertentu, tetapi lebih kepada menjadi orang yang baik secara keseluruhan. Aristoteles berpendapat bahwa jika kita melatih kebajikan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menjadi lebih cerdas secara moral dan lebih mampu membuat keputusan yang baik.

Salah satu keuntungan utama dari etika kebajikan adalah bahwa ia mengajak kita untuk memperhatikan kualitas moral kita secara keseluruhan, bukan hanya terfokus pada hasil atau kewajiban tertentu. Dengan demikian, etika kebajikan menekankan pentingnya berlatih menjadi orang yang baik, yang mampu bertindak dengan bijaksana dan dengan pertimbangan moral yang matang, dalam segala aspek kehidupan kita.

Sub-kategori dalam kajian filsafat etika (image source: utophiaart.co.uk)
Sub-kategori dalam kajian filsafat etika (image source: utophiaart.co.uk)

Tiga Pendekatan dalam Etika

Ketiga aliran etika, yaitu "deontologi", "utilitarianisme", dan "etika kebajikan", dimana semuanya menawarkan pandangan yang berbeda namun saling melengkapi tentang bagaimana kita seharusnya bertindak sebagai individu dan masyarakat. Deontologi mengajarkan kita untuk bertindak berdasarkan kewajiban moral yang harus dipatuhi, sementara utilitarianisme menilai tindakan berdasarkan manfaat yang dihasilkan bagi kebahagiaan terbesar. Etika kebajikan, di sisi lain, menekankan pentingnya pengembangan karakter dan kebajikan moral dalam kehidupan kita.

Setiap aliran etika ini memberi kita perspektif yang berbeda dalam menghadapi dilema moral. Sementara beberapa situasi mungkin lebih cocok dengan pendekatan deontologis atau utilitarian, dalam banyak kasus, kita mungkin perlu mempertimbangkan karakter dan kebajikan kita dalam mengambil keputusan moral. Etika, dengan segala kerumitannya, tetap menjadi panduan yang tak ternilai dalam kehidupan kita, membantu kita untuk hidup dengan lebih bermoral, bijaksana, dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun