Ia berbicara tentang "kebrutalan dan kejahatan," gagasan bahwa pelaku kejahatan terbesar seringkali adalah individu biasa yang gagal berpikir secara moral sebagaimana tercantum dalam salah satu karya tulisnya yang berjudul "Banality of Evil". Dalam konteks Nuremberg, ini sangat relevan. Banyak terdakwa, seperti Speer, berusaha mengecilkan peran mereka dengan alasan bahwa mereka hanya "mengikuti perintah". Â
Pelajaran Berharga dari Pengadilan Nuremberg.
Pengadilan Nuremberg adalah lebih dari sekadar persidangan; itu adalah pernyataan global bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan tidak akan dibiarkan tanpa balasan. Meskipun tidak sempurna dan penuh kontroversi, pengadilan ini membuka jalan bagi pengadilan internasional di masa depan, termasuk Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Â
Dari perspektif kemanusiaan, Nuremberg mengingatkan kita pada kebutuhan untuk terus menjaga hati nurani kita tetap hidup, bahkan di tengah kekacauan. Dunia mungkin tidak pernah sepenuhnya adil, tetapi Nuremberg menunjukkan bahwa kita bisa, dan harus, berusaha ke arah itu. Â
Di sinilah letak keindahan pengadilan ini, bukan pada kesempurnaan penerapannya, tetapi pada keberaniannya untuk memulai langkah dalam melindungi hak asasi manusia. Karena tanpa usaha untuk mencari keadilan, kita hanya akan tenggelam dalam lautan amnesia moral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H