Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Venom The Last Dance, Akhir dari Trilogi Sekuel Film Venom

31 Oktober 2024   23:52 Diperbarui: 1 November 2024   11:38 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene dalam film Venom. sumber gambar: filmtopp

Kehadirannya menambah ketegangan dalam cerita, karena ancaman yang dibawanya begitu besar hingga memaksa Eddie dan Venom untuk mengambil keputusan berat.

Kehadiran Xenophage juga memperkuat nuansa "survival" yang menjadi tema besar di film ini, di mana Eddie dan Venom harus berjuang untuk tetap hidup.

Ancaman dari Xenophage membuat cerita kali ini lebih gelap dan penuh tantangan. Eddie dan Venom tidak hanya harus melawan kekuatan yang sangat kuat, tetapi juga harus menghadapi kenyataan pahit tentang pilihan hidup mereka. Mereka berdua berada dalam pelarian, dan Xenophage bukan satu-satunya yang mengejar mereka. Dunia manusia dan dunia alien symbiote keduanya ingin menghentikan Eddie dan Venom, dan tekanan ini membuat hubungan mereka semakin tegang. Di tengah situasi yang genting, keputusan yang mereka buat akan mengubah hidup mereka untuk selamanya.

Kelly Marcel sebagai sutradara memberikan sentuhan emosional yang lebih mendalam pada Venom: The Last Dance. Tidak hanya mengandalkan aksi spektakuler, Marcel berhasil menciptakan momen-momen yang melankolis dan menyentuh hati. Emosi yang terbangun antara Eddie dan Venom sangat terasa, seakan-akan kita bisa merasakan keterikatan dan konflik batin yang pemeran utama alami.

Meskipun begitu, film ini tetap mempertahankan humor khas yang telah menjadi bagian dari daya tarik Venom. Humor ini, meski lebih subtil, tetap hadir untuk memberikan keseimbangan pada nuansa film yang cenderung gelap dan serius.

Marcel berhasil menggambarkan perjalanan emosional Eddie dan Venom tanpa kehilangan esensi hiburan yang menjadi ciri khas Venom. Melalui momen-momen kecil, seperti dialog di tengah pertempuran atau percakapan sederhana di malam hari, kita bisa merasakan hubungan yang semakin dalam antara keduanya.

Marcel tidak hanya menciptakan film aksi, tetapi juga drama emosional yang menggugah perasaan, sesuatu yang membuat Venom: The Last Dance begitu istimewa.

Salah satu scene dalam film Venom. sumber gambar: filmtopp
Salah satu scene dalam film Venom. sumber gambar: filmtopp

Pertarungan di Area 51

Selain drama dan emosi, film ini juga menawarkan aksi spektakuler yang membawa penonton ke berbagai lokasi menakjubkan. Salah satu adegan yang menjadi sorotan adalah pertempuran di Area 51, sebuah lokasi yang penuh misteri dan memiliki sejarah tersendiri dalam dunia fiksi ilmiah.

Pertempuran di Area 51 bukan hanya menjadi puncak aksi dalam film ini, tetapi juga menambah ketegangan dan intensitas cerita. Penonton diajak untuk merasakan situasi yang penuh risiko, di mana setiap langkah bisa menjadi yang terakhir bagi Eddie dan Venom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun