Beberapa kementerian yang disebut-sebut akan dipecah atau digabung kembali, mencerminkan kebutuhan untuk menangani isu-isu spesifik dengan lebih serius. Misalnya, dalam konteks ekonomi, ada pembicaraan tentang kemungkinan pemecahan kementerian terkait dengan perdagangan, industri, dan investasi, agar setiap sektor bisa lebih fokus dalam menjalankan fungsinya. Begitu juga dengan kementerian yang berhubungan dengan sosial dan pendidikan, yang selama ini memegang tanggung jawab luas, mungkin akan dipecah menjadi kementerian-kementerian baru yang lebih terfokus.
Penambahan komisi di DPR RI juga menjadi bagian penting dari rencana ini. Setiap kementerian baru, atau kementerian yang dipecah, membutuhkan mitra kerja di DPR untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Komisi-komisi ini akan berfungsi sebagai alat pengawasan yang krusial dalam menjaga akuntabilitas pemerintahan, terutama di bawah sistem pemerintahan koalisi yang besar.
Meski Prabowo menyatakan kabinetnya akan lebih besar, isu terkait reformasi birokrasi tetap menjadi perhatian. Banyak pihak yang berharap agar pemerintahan Prabowo-Gibran bisa menghadirkan pemerintahan yang lebih efisien dan responsif. Salah satu kritik utama yang sering disampaikan oleh publik adalah lambatnya proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pemerintah yang dianggap tidak efektif.
Dengan kabinet yang lebih besar, Prabowo harus bisa menunjukkan bahwa penambahan jumlah kementerian bukanlah sekadar upaya untuk mengakomodasi kepentingan politik, tetapi juga untuk memperkuat tata kelola pemerintahan. Tantangan reformasi birokrasi akan sangat besar, terutama dalam memastikan bahwa setiap kementerian baru atau yang telah dipecah mampu bekerja lebih baik daripada sebelumnya.
Dalam beberapa dekade terakhir, isu reformasi birokrasi sering kali menjadi janji kampanye yang sulit diwujudkan oleh para pemimpin politik di Indonesia. Harapan baru selalu muncul setiap kali ada pergantian kepemimpinan, tetapi kenyataannya, reformasi birokrasi sering kali terhambat oleh kepentingan politik dan ekonomi yang lebih besar. Prabowo, dengan latar belakang militer dan ketegasannya, diharapkan bisa memimpin perubahan yang lebih nyata di bidang ini.
Publik kini menunggu dengan antusias bagaimana komposisi lengkap kabinet Prabowo-Gibran akan terbentuk. Dengan koalisi besar yang terbentuk, pertanyaan mengenai siapa saja yang akan mengisi posisi-posisi kunci dalam pemerintahan menjadi salah satu topik pembicaraan utama. Apakah tokoh-tokoh lama dari pemerintahan Jokowi akan tetap bertahan, ataukah Prabowo akan membawa masuk nama-nama baru dengan visi yang berbeda?
Selain itu, perhatian juga tertuju pada bagaimana Prabowo akan mengatasi tantangan politik yang muncul dari dalam koalisinya sendiri. Dengan begitu banyak pihak yang terlibat, menjaga kesatuan dan kerja sama di dalam kabinet akan menjadi tugas yang tidak mudah. Namun, jika Prabowo berhasil membentuk kabinet yang solid dan efisien, hal ini bisa menjadi modal besar bagi pemerintahannya dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang.
Dengan latar belakang pemerintahan Indonesia yang semakin kompleks, kabinet Prabowo-Gibran diharapkan bisa menjawab tantangan-tantangan yang ada dengan solusi-solusi yang lebih inovatif dan efektif. Meskipun ukuran kabinet mungkin lebih besar, harapannya adalah bahwa pemerintahan ini mampu membawa perubahan yang positif bagi Indonesia, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun politik.
Mempersiapkan kabinet Prabowo-Gibran akan menjadi cerminan dari visi besar Prabowo untuk Indonesia. Sebagai negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan pemerintahan yang mampu bekerja secara cepat, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan rakyat. Kabinet gemuk yang direncanakan oleh Prabowo harus bisa membuktikan bahwa ukuran bukanlah segalanya---yang lebih penting adalah kemampuan setiap kementerian untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, yaitu kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H