Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

DPR Meragukan Peran PPATK dalam Menghalangi Aliran Dana Illegal

27 Juni 2024   19:19 Diperbarui: 27 Juni 2024   19:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menjadi sorotan tajam di kalangan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membidangi hukum memberikan pernyataan terkait kinerjha PPATK yang dinilai kurang maksimal dalam mengontrol aliran dana dari kegiartan illegal. Banyak anggota DPR yang memberikan kritik pedas terhadap kinerja PPATK, menyoroti sejumlah masalah yang dianggap mencederai efektivitas lembaga tersebut dalam menjalankan tugasnya. Salah satu suara paling vokal adalah Santoso, anggota Komisi Hukum DPR dari Fraksi Partai Demokrat, yang menyebut PPATK layaknya 'macan ompong.'

Seperti diansir dari Tempo, Menurut Santoso, banyak laporan yang dihasilkan oleh PPATK tidak mendapatkan tindak lanjut yang memadai dari aparat penegak hukum. Situasi ini menimbulkan kesan bahwa meskipun PPATK berhasil mengungkap berbagai transaksi mencurigakan, hasil kerjanya seolah tidak memiliki taring karena tidak ditindaklanjuti dengan langkah hukum yang tegas. Santoso menyoroti beberapa sektor kejahatan yang menurutnya sudah diungkap oleh PPATK namun kurang mendapat perhatian serius. Contohnya adalah kasus pencucian uang yang terkait dengan narkoba dan tambang ilegal. Dia juga menyebutkan masalah di sektor perbankan, yang menurutnya penuh dengan transaksi mencurigakan yang perlu diinvestigasi lebih dalam.

Kritik tidak hanya datang dari Fraksi Partai Demokrat. Aboe Bakar Al-Habsyi, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), juga menyampaikan pandangannya yang kritis. Aboe Bakar menyoroti perputaran uang hasil pencucian dari kasus narkoba yang diungkap oleh PPATK pada tahun lalu. Jumlahnya tidak main-main, mencapai Rp 20 triliun. Angka ini mencengangkan dan menunjukkan betapa besar skala masalah yang dihadapi. Namun, meskipun besarnya jumlah ini sudah terungkap, pertanyaan besar yang muncul adalah sejauh mana langkah konkret yang diambil untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Kritik dari Santoso dan Aboe Bakar menggarisbawahi permasalahan mendasar tentang bagaimana laporan-laporan penting yang dihasilkan oleh PPATK seringkali tidak diterjemahkan menjadi tindakan nyata oleh penegak hukum. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa ada gap yang signifikan antara deteksi awal kejahatan finansial dan penegakan hukum yang seharusnya mengikuti. Padahal, peran PPATK sebagai lembaga yang mengawasi dan menganalisis transaksi keuangan mencurigakan sangat vital dalam menjaga integritas sistem keuangan negara dari praktik-praktik ilegal seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Penting untuk dipahami bahwa kritik ini bukan hanya soal mengeluhkan ketidakmampuan atau kinerja PPATK secara sepihak. Lebih dari itu, kritik ini menggambarkan perlunya sinergi yang lebih kuat antara PPATK dan aparat penegak hukum. Tanpa koordinasi yang efektif, segala upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh PPATK untuk mengungkap transaksi mencurigakan bisa saja sia-sia. Kejahatan keuangan yang tidak direspons dengan tindakan hukum yang tegas akan terus menjadi ancaman serius bagi perekonomian dan keamanan negara.

Selain itu, kritik ini juga membuka diskusi yang lebih luas tentang bagaimana sistem penegakan hukum di Indonesia menangani kejahatan keuangan. Ada tantangan besar dalam memastikan bahwa setiap laporan yang dihasilkan oleh PPATK dapat diinvestigasi dengan baik dan diikuti oleh proses hukum yang adil dan transparan. Ini bukan hanya soal memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan, tetapi juga soal menciptakan efek jera yang dapat mencegah praktik serupa di masa depan.

Namun, di tengah kritik yang ada, perlu juga diakui bahwa PPATK telah menunjukkan dedikasi dan usaha keras dalam menjalankan tugasnya. Mengungkap transaksi mencurigakan, terutama yang terkait dengan kejahatan besar seperti narkoba dan pencucian uang, bukanlah pekerjaan yang mudah. Lembaga ini telah mengumpulkan data dan bukti yang penting yang seharusnya bisa digunakan oleh penegak hukum untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Tantangannya sekarang adalah bagaimana memastikan bahwa data dan laporan tersebut tidak hanya menjadi tumpukan kertas tanpa arti, tetapi menjadi dasar untuk penegakan hukum yang efektif.

Dalam menanggapi kritik ini, PPATK mungkin perlu melakukan evaluasi internal dan memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Ada banyak yang bisa dipelajari dari kritik yang disampaikan, dan ini bisa menjadi momentum bagi PPATK untuk memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan efektivitas dalam menjalankan tugasnya. Langkah-langkah seperti peningkatan kapasitas analisis, penggunaan teknologi yang lebih canggih, dan pelatihan berkelanjutan bagi staf bisa menjadi bagian dari strategi peningkatan kinerja.

Penting juga untuk mengedepankan transparansi dalam setiap langkah yang diambil. Keterbukaan informasi dan pelaporan publik yang rutin mengenai perkembangan kasus yang ditangani dapat membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap PPATK dan penegakan hukum secara umum. Ketika masyarakat bisa melihat bahwa laporan-laporan yang dihasilkan benar-benar diikuti oleh tindakan nyata, maka kepercayaan terhadap lembaga-lembaga ini akan meningkat.

Akhirnya, masalah ini bukan hanya tanggung jawab PPATK semata. Seluruh sistem penegakan hukum, mulai dari kepolisian, kejaksaan, hingga pengadilan, harus bekerja secara harmonis untuk menangani kejahatan keuangan. Koordinasi dan kolaborasi yang baik antar lembaga akan sangat menentukan keberhasilan dalam memerangi praktik-praktik ilegal yang merugikan negara dan masyarakat. Setiap elemen dalam sistem ini memiliki peran penting yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Melalui pendekatan yang holistik dan kolaboratif, harapan akan penegakan hukum yang lebih efektif dan berdaya guna dalam menangani kejahatan keuangan bisa terwujud. Tentu, jalan ke depan tidak akan mudah dan membutuhkan usaha yang terus-menerus. Namun, dengan komitmen bersama dan kerja keras, tantangan ini bisa diatasi demi terciptanya sistem keuangan yang lebih bersih dan transparan, serta demi keadilan bagi semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun