Pembangunan ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur, telah menjadi topik panas yang memicu berbagai reaksi dan pandangan. Sejak diumumkannya proyek ambisius ini oleh pemerintah, banyak pihak yang antusias mendukung, namun tak sedikit juga yang menyuarakan kekhawatiran dan kritik tajam. Ragam pandangan yang dikemukakan oleh para ahli, baik pandangan yang mengarah pada sikap yang pro ataupun kontra dari pembangunan ibu kota baru, dengan menyoroti realisasi anggaran, migrasi ASN (Aparatur Sipil Negara), serta tantangan yang dihadapi seperti keterbatasan anggaran dan tingginya hutang negara.
Pandangan Pihak yang Menyatakan Pro
Bagi para pendukung, pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur adalah angin segar yang menawarkan berbagai manfaat besar bagi Indonesia. Argumen mereka didasarkan pada beberapa poin utama yang dianggap dapat membawa perubahan positif bagi negara.
 Pemerataan Pembangunan dan Ekonomi
Salah satu alasan utama yang sering dikemukakan adalah upaya untuk memeratakan pembangunan. Selama ini, Jawa selalu menjadi pusat gravitasi ekonomi dan pembangunan, sementara pulau-pulau lainnya, termasuk Kalimantan, tertinggal jauh di belakang. Memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur dianggap sebagai langkah strategis untuk mendistribusikan pembangunan secara lebih merata. Dengan hadirnya pusat pemerintahan baru, diharapkan ekonomi lokal akan terdorong naik, menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Bayangkan saja, ketika ribuan ASN mulai bermigrasi ke sana, permintaan akan perumahan, layanan, dan produk lokal akan melonjak. Hal ini bisa menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, pembangunan infrastruktur besar-besaran yang menyertai proyek ini akan membuka peluang bisnis dan investasi baru, mempercepat perkembangan wilayah yang sebelumnya kurang berkembang.
 Keamanan dan Lingkungan
Jakarta saat ini menghadapi berbagai masalah yang tampaknya tak kunjung usai. Kemacetan lalu lintas, polusi udara, banjir musiman, dan penurunan permukaan tanah adalah beberapa di antaranya. Memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur dapat mengurangi beban berat yang ditanggung oleh Jakarta. Ibu kota baru diharapkan dirancang dengan konsep kota berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang mencakup penggunaan energi terbarukan, transportasi publik yang efisien, dan pengelolaan limbah yang baik.
Dengan konsep ini, pembangunan ibu kota baru bukan hanya tentang membangun gedung-gedung pemerintahan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan nyaman. Ini adalah kesempatan untuk memulai dari nol dan membangun kota yang benar-benar modern dan sesuai dengan tuntutan zaman.
 Strategi Geopolitik dan Pertahanan