Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pemotongan Gaji oleh Pemerintah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

15 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:10 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemotongan Gaji (Image Source: Radar Lombok)

Pemotongan gaji oleh pemerintah melalui pajak, iuran, dan kewajiban lainnya adalah topik yang memunculkan berbagai pertimbangan kritis terhadap dampaknya terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Secara umum, pemotongan ini berfungsi sebagai sumber pendapatan negara untuk membiayai layanan publik dan program sosial. Namun, efeknya terhadap standar ekonomi masyarakat tidak selalu merata dan dapat menimbulkan tantangan yang signifikan.

 Implikasi Pemotongan Gaji

Pertama, pemotongan gaji melalui pajak penghasilan dapat mengurangi daya beli karyawan secara langsung. Semakin tinggi tarif pajak, semakin besar potongan yang diterima karyawan dari pendapatan mereka. Hal ini khususnya berdampak pada kelompok berpendapatan rendah dan menengah, yang cenderung mengalami tekanan finansial lebih besar akibat pemotongan ini. Pemotongan juga bisa menciptakan ketidakpuasan di kalangan karyawan, terutama jika mereka merasa manfaat dari pajak yang mereka bayar tidak selalu sejalan dengan pelayanan publik yang mereka terima.

Kedua, iuran sosial seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, meskipun bertujuan untuk memberikan perlindungan sosial, juga menambah beban finansial bagi karyawan. Meskipun program ini penting untuk memberikan jaminan kesehatan dan keamanan sosial, besarnya iuran sering kali dianggap sebagai beban tambahan yang mengurangi pendapatan bersih yang tersedia untuk pengeluaran sehari-hari.

 Distribusi Pendapatan yang Berkeadilan

Pemotongan gaji juga merupakan mekanisme distribusi pendapatan yang penting. Pajak yang dikumpulkan digunakan untuk membiayai layanan publik yang diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Namun, tantangan terbesar terletak pada kesetaraan dan keadilan dalam sistem ini. Sistem pajak yang progresif seharusnya mengenakan pajak lebih tinggi pada mereka yang mampu, sementara memberikan keringanan kepada kelompok berpendapatan rendah. Namun, dalam praktiknya, masih ada banyak masalah terkait dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana pajak yang mengakibatkan ketidakadilan.

Pemerintah dapat mempertimbangkan inovasi dalam pengelolaan dana pajak untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana tersebut. Pendekatan seperti penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan administrasi perpajakan, pengembangan sistem yang memungkinkan pungutan pajak yang lebih akurat dan tepat waktu, serta integrasi data yang lebih baik antara lembaga-lembaga terkait (misalnya, antara Direktorat Jenderal Pajak dan BPJS) dapat membantu mengoptimalkan penggunaan dana pajak secara efektif.

 Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Birokrasi

Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak dan iuran sosial sangat penting untuk memastikan bahwa dana yang dikumpulkan digunakan secara efektif dan efisien. Masyarakat harus memiliki akses yang mudah untuk mengetahui bagaimana uang pajak mereka digunakan dan sejauh mana manfaatnya diperoleh. Kurangnya transparansi bisa menyebabkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan meningkatkan perasaan ketidakpuasan di antara kontributor pajak.

Reformasi pajak yang komprehensif dan berorientasi pada keadilan sosial adalah langkah pertama yang sangat penting. Sistem pajak harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan beban yang proporsional sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing individu dan perusahaan. Pajak progresif yang mengenakan tarif yang lebih tinggi pada mereka dengan pendapatan lebih tinggi dapat membantu mengurangi kesenjangan pendapatan dan mendukung redistribusi yang lebih adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun