Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Migrasi Penduduk dan Dampaknya terhadap Angka Kemiskinan di Perkotaan

11 Juni 2024   01:56 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:05 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Migrasi Penduduk Desa ke Kota (Imgae Source: Benuanta)

Migrasi penduduk dari desa ke kota telah menjadi fenomena yang umum terjadi di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun, dampak dari migrasi yang besar-besaran ini tidak selalu positif. Salah satu masalah utama yang muncul adalah beban yang ditimbulkan pada infrastruktur dan layanan publik di daerah perkotaan. Kurangnya akses terhadap fasilitas vital seperti air bersih, sanitasi, dan perumahan yang layak dapat meningkatkan tingkat kemiskinan di kalangan penduduk migran. Saya akan berusaha untuk mengulasnya dalam tulisan ini mengenai tantangan dalam penyediaan infrastruktur dan layanan publik yang memadai di daerah perkotaan dan dampaknya terhadap kemiskinan.

 Tantangan Penyediaan Infrastruktur di Daerah Perkotaan

Infrastruktur yang memadai adalah fondasi utama bagi pembangunan yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, di banyak daerah perkotaan di Indonesia, infrastruktur masih sangat kurang dan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah akibat migrasi. Berikut adalah beberapa tantangan dalam penyediaan infrastruktur di daerah perkotaan:

 Pertama,  Kurangnya Investasi Infrastruktur. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya investasi dalam pembangunan infrastruktur. Dengan adanya migrasi yang besar-besaran, diperlukan investasi yang signifikan untuk membangun dan memperbarui infrastruktur kota agar dapat menampung jumlah penduduk yang bertambah.

Kedua,  Tekanan pada Infrastruktur yang Ada. Migrasi yang masif seringkali membebani infrastruktur yang sudah ada, seperti jaringan transportasi, jaringan listrik, dan sistem air bersih. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas layanan dan meningkatkan risiko kegagalan infrastruktur.

Ketiga, Ketidakseimbangan Pembangunan Infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang antara wilayah perkotaan dan pedesaan juga menjadi masalah. Beberapa daerah perkotaan mungkin memiliki infrastruktur yang memadai, sementara yang lain masih kekurangan infrastruktur dasar.

Pengadaan Fasilitas Publik Bagi Masyarakat

Kurangnya infrastruktur dan layanan publik yang memadai memiliki dampak yang serius terhadap kemiskinan di daerah perkotaan menimbulkan beberapa masalah sosial yang perlu dihadapi dengan kebijakan yang memadai. Karena pada dasarnya kebijakan yang pemerintah lakukan akan sangat menentukan dampak yang Masyarakat terima.

Pertama, Kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Penduduk migran, terutama yang tinggal di permukiman kumuh, sering kali tidak memiliki akses yang memadai terhadap fasilitas sanitasi yang layak.

 Kedua, Perumahan yang Tidak Layak Huni. Banyak penduduk migran terpaksa tinggal di permukiman kumuh atau perumahan ilegal karena tidak mampu membeli atau menyewa perumahan yang layak. Hal ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan, kejahatan, dan kondisi hidup yang tidak manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun