Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Robert J. Oppenheimer : Bapak Bom Atom

3 Agustus 2023   10:30 Diperbarui: 8 Agustus 2023   00:45 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Katadata

Julius Robert Oppenheimer, atau yang lebih populer dikenal sebagai Oppenheimer adalah pimpinan dari Proyek Manhattan. Setidaknya, kalimat itulah yang muncul di cover majalah Times, yang terbit tidak lama setelah kejatuhan Rezim Fasis Jepang.

Serangan Nuklir yang AS luncurkan ke Hirosima dan Nagasaki telah menjadi tumpuan akhir dari invasi Jepang ke Banyak Kawasan Asia Pasifik, termasuk diantaranya Indonesia. 

Salah satu Pimpinan dari Proyek Paling Ambisius di muka bumi pada masa itu, yakni pengayaan Bom yang memiliki daya Ledak 10.000 kali lipat dari bom konvensional, untuk meluluhlantahkan Jepang sebagai satu-satunya rezim fasis yang tersisa di muka bumi pada masa tersebut.

Proyek ini diawali pada penyerangan Jepang ke Pelabuhan Angkatan Laut, Pearl Harbour, yang menjadi pemicu awal kebencian AS kepada Rezim Fasis di Jepang. Walau, pada awal mula pendirian proyek ini ditujukan untuk menghancurkan Fasisme Jerman, di bawah tampuk kepemimpinan Hitler.

Dari berbagai laporan intelejen AS yang ditenpatkan di daratan eropa, AS menyadari kalau Jerman adalah ancaman bagi dunia. Laporan menyebutkan kalau Jerman dalam proyek pengembangan Nuklir, dengan melakukan pengorganisiran Ilmuan Fisika untuk mencanangkan proyek pengadaan bom Nuklir.

Fasisme Jerman di bawah Hitler telah manjadi ancaman besar bagi bangsa eropa, dan akan dengan segera mendesak Amerika untuk ikut tunduk di bawah bendera Fasisme apabila AS terlambat untuk memberikan dukungan militer kepada para negara Sekutu, seperti Inggris dan Russia.

Berbekal laporan tersebut, pada tahun 1942 Franklin Delano Rosevelt menunjuk Leslie Groves, salah satu Jenderal Angkatan Darat AS untuk mencari sekelompok orang yang cakap dalam pembuatan Bom Nuklir, dan lewat metode snowball ia memilih Oppenheimer sebagai pimpinan dari Proyek Pengadaan Bom Nuklir tersebut. Manhattan Project lahir dengan tekad untuk mengungguli Jerman dalam pengembangan senjata nuklir. 

Proyek Manhattan melibatkan kerja sama dan partisipasi dari banyak ilmuwan, insinyur, dan peneliti terkemuka dari berbagai lembaga penelitian dan universitas di Amerika Serikat. Oppenheimer memimpin proyek ini dengan kecakapannya dalam fisika teoretis, kecerdasannnya dalam merekrut sekelompok ilmuan dan mengorganisir kelompok dalam proyek ambisius tersebut. Sedang, Columbia University di Manhattan, New York, menjadi salah satu pusat penelitian penting dalam proyek ini dan menjadi nama dari rancangan awal nama "Manhattan Project".

Oppenheimer menyetujui terpilihnya ia dalam proyek, dengan syarat pengadaan sebuah lab penelitian, di sebuah kota terpencil Los Alamos, negara bagian New Mexico. 

Sebagai Lab penelitian nuklir, fasilitas ini merupakan fasilitas rahasia, yang hanya diketahui oleh pihak-pihak yang berkecimpung langsung dalam pengadaaan fasilitas Nuklir. Kerahasiaan proyek sangatlah terjaga. Para ilmuwan dan personel terlibat diharuskan menjaga kerahasiaan proyek tersebut dengan ketat, sedangkan militer melakukan screening orang-orang yang terlibat dalam mekanisme "Security Clerance", yang berfungsi untuk mengakses area penelitian dan laboratorium, serta untuk memiliki akses ke informasi penting mengenai pengembangan bom atom, data nuklir, desain dan peralatan teknis yang digunakan dalam perancangan bom. Semua aspek yang terkait dengan proyek dijaga kerahasiaannya dari pihak publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun