Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Philippa Foot: Filsafat Moral dalam Menyikapi Dilemma

23 Juni 2023   20:33 Diperbarui: 23 Juni 2023   20:34 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Philippa Foot adalah seorang filsuf moral Inggris yang lahir pada tanggal 3 Oktober 1920. Ia merupakan salah satu tokoh utama dalam aliran etika kewajiban atau "etika tindakan" dan dikenal dengan konsep "moral tindakan" yang ia kemukakan, yang dikenal sebagai etika normatif.

Philippa melanjutkan studinya di Universitas Oxford, di mana ia kemudian menjadi profesor filsafat. berkontribusi dalam diskusi filsafat moral. Salah satu kontribusinya yang penting adalah dalam konsep etika kebajikan atau "virtue ethics". Ia menganalisis pentingnya karakter dan sifat moral dalam pengambilan keputusan yang baik, serta menekankan pentingnya pengembangan kebajikan dalam kehidupan individu dan masyarakat.

Tulisan esainya yang berjudul "Moral Dilemmas" yang diterbitkan pada tahun 1967 merupakan salah satu tulisan yang membuat namanya dikenal secara luas. Dalam esai tersebut, ia membahas masalah dilema moral dan mengusulkan konsep "alasan tindakan" yang menggabungkan gagasan kewajiban dan konsekuensialisme. Pendekatan moralnya terfokus pada pertimbangan etis yang memerhatikan konteks spesifik dan konsekuensi moral dari tindakan-tindakan tersebut.

Pandangan Philippe Foot tentang Moral dilemma (dilema moral) adalah situasi di mana seseorang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan atau tindakan yang semuanya memiliki nilai moral yang signifikan, tetapi pilihan yang satu akan mengorbankan atau bertentangan dengan yang lain. Dalam dilema moral, tidak ada pilihan yang sepenuhnya memuaskan atau tidak ada solusi yang sempurna yang dapat memenuhi semua nilai moral yang terlibat.

Dalam konteks aborsi, pendekatan Philippe Foot mungkin cenderung mempertimbangkan kehidupan janin sebagai kehidupan yang harus dihormati dan melihat tindakan aborsi sebagai tindakan yang secara inheren salah, kecuali dalam keadaan yang sangat terbatas. Dalam perspektif ini, dia berpendapat bahwa ada tindakan-tindakan yang secara intrinsik salah dan melanggar prinsip-prinsip moral.

Dalam kasus eutanasia, yang melibatkan pilihan untuk mengakhiri hidup seseorang yang menderita atau memiliki kondisi yang tak dapat disembuhkan, pendekatan Philippe Foot mungkin mempertimbangkan pentingnya menghormati kehidupan manusia dan menolak tindakan eutanasia sebagai tindakan yang secara inheren salah, kecuali dalam keadaan yang sangat terbatas atau mengacu pada perawatan paliatif yang komprehensif dan memadai bagi individu yang menderita penyakit terminal atau kondisi yang tidak dapat disembuhkan

Philippe Foot menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab kita terhadap perlindungan alam, menghindari eksploitasi yang tidak bertanggung jawab, dan mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan-tindakan kita terhadap ekosistem dan spesies lain.

Dalam dilema moral, individu seringkali merasa terjebak antara nilai-nilai moral yang saling bertentangan dan merasa sulit untuk membuat keputusan yang tepat. Pemikiran etis, refleksi moral, dan konsultasi dengan orang-orang yang terpercaya dapat membantu dalam menghadapi dilema moral ini.

Jika moralitas sepenuhnya bergantung pada keinginan individu, maka tidak ada dasar objektif untuk mengevaluasi atau mengkritik tindakan-tindakan yang dianggap salah oleh kebanyakan orang atau masyarakat. Ini dapat mengarah pada kesimpulan bahwa segala tindakan, tidak peduli seberapa kejam atau tidak bermoral, dapat dibenarkan jika memenuhi keinginan individu yang melakukannya.

Karya lain yang signifikan dari Philippa Foot adalah "Virtues and Vices" yang diterbitkan pada tahun 1978. Dalam buku ini, ia memperkenalkan konsep "akarikat" yang menyoroti peran karakter dan sifat moral dalam etika. Karya-karyanya memberikan kontribusi penting dalam memperluas pemahaman tentang etika dan mencoba memecahkan dilema moral yang kompleks.

Kebajikan adalah sifat atau kualitas karakter positif yang berkontribusi pada keunggulan moral dan membimbing individu menuju perilaku etis. Mereka mewakili kualitas yang diinginkan yang mempromosikan perkembangan dan kesejahteraan manusia. Beberapa contoh kebajikan termasuk kejujuran, kasih sayang, keberanian, integritas, keadilan, kerendahan hati, dan kesabaran. Kebajikan dilihat sebagai kebiasaan atau watak yang dikembangkan yang dikembangkan melalui upaya dan praktik sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun