Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memahami Terorisme: Medium Ketakutan untuk Perubahan Kebijakan

12 November 2022   16:17 Diperbarui: 12 November 2022   16:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan istilah terrorisme adalah sebuah terminology yang baru, secara bahasa terorisme diambil dari kata terror, yang berarti ketakutan ataupun kengerian. Terrorisme adalah pemahaman tentang memberikan ancaman dan memberikan ketakutan, dengan berbagai instrument kekerasan. Pemukulan, penculikan, pengerahan massa, penggunaan senjata api, ataupun penggunaan alat ledak yang dapat memicu kehancuran dan kematian banyak orang.

Serangan dan kehancurkan yang ditimbulkan mengarah pada cara untuk memberikan aspek penekanan pada emosi manusia, yang mana secara alamiah merupakan mekanisme bertahan manusia untuk memanipulasi emosi mereka, lalu tunduk pada keinginan yang teroris ungkapkan. Tujuan dari terrorisme biasanya memberika ancaman dan serangan untuk memaksa pada perubahan sebuah kebijakan politik, atau justru sebatas pemberontakan untuk melakukan segragasi wilayah otonomi.

Definisi terorisme telah mengalami perubahan, pemahaman tentang terorisme telah dimulai sejak era Perang Dingin. Dimana serangan bersenjata tidak ditunjukan secara eksplisit antar dua negara yang sedang berkonflik. Namun dilakukan lewat infiltrasi berupa dana, persenjataan ataupun pasukan dari negara yang mendukungnya ke dalam kelompok militan di dalam sebuah negara tersebut untuk keudian melakukan pemberontakan dan kerusuhan, sehingga menciptakan instabilitas politik yang memudahkan negara musuh yang berkepentingan untuk tujuan menggulingkan kekuasaan dari negara tersebut.

Negara musuh seringkali menggunakan cara ini untuk menentang rezim yang berkuasa di negara tersebut, dengan tangan yang bersih. Dengan kata lain dunia tidak memandang penyerangan tersebut sebagai sebuah penjajahan, melainkan sebatas isu domestic dari negara tersebut. Praktik ini berusaha mewujudkan afiliasi terbuka dengan kelompok yang membantu dan mendanainya.

Kedua belah pihak, baik itu kubu Liberal (seperti AS dan Inggris), ataupun kubu Komunis (seperti Uni Sovyet dan China) telah menggunakan cara-cara ini untuk meregangkan sayap haluan ideologi di masa perang dingin, dan menggunakan cara ini untuk memperebutkan kuasa dan memudahkan cara intervensi untuk memporakporandakan negara musuh. Langkah selanjutnya adalah bergabungnya negara yang hancur tersebut ke dalam perserikatan negara di kubu Barat (Liberal) ataupun kubu Timur (Komunis).

Kehancuran Uni Sovyet sebagai perserikatan dari negara komunis telah meregangkan kekuatan dari Internationale, atau kubu politik sayap kiri Rusia dan negara-negara berideologi komunis lainnya Hancurnya Uni Sovyet sebagai negara yang pertama kali menerapkan Komunisme dalam rezim pemerintahan, dianggap juga sebagai Kehancuran Ideologi ini. Era modern telah ditandai dengan terangkatnya legitimasi tuggal dari Amerika Serikat dan isahkannya AS sebagai satu-satunya negara adidaya dan 'Polisi Dunia'.

Global War on Terror (GWOT) adalah sebuah kampanye militer yang diluncurkan oleh Amerika Serikat, sebuah negara adidaya yang juga berperan sebagai negara control dan polisi dunia. Semua konflik yang muncul di muka bumi coba ia selesaikan, dengan infiltrasi pasukan bersenjata dan permintaan hak tambang minyak sebagai hadiah untuk kontribusi perang yang ia lakukan.

Irak salah satunya, sebuah negara heterogen yang ditinggali oleh ragam kelompok keagamaan dan dipimpin oleh seorang tokoh kharismatik bernama Saddam Husain, yang seringkali dilabeli 'diktator' oleh media barat karna sikap non-konformisnya dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat. Juga atas penolakannya ats legitimasi AS sebagai Polisi Dunia dan keberaniannya untuk mendeklarasikan perang melawan negara-negara di timur tengah yang secara terbuka menyatakan dirinya berlindung pada negeri Paman Sam, seperti Kuwait, Mesir, Israel ataupun Iran di masa kepemimpinan Syahreza Pahlevi.

Secara konstan, kampanye GWOT yang AS lakukan telah merubah pemahaman orang-orang tentang terorisme. Terorisme dalam konteks saat ini biasanya berupa serangan-serangan yang dilakukan oleh kelompok kepentingan, yang berusaha memanipulasi kebijakan dan mencapai tujuan. Kelompok kepentingan yang dimaksud biasanya mencakup berbagai kelompok yang tergabung dalam afiliasi social, kebudayaan ataupun ekonomi.

Dalam kampanye GWOT yang AS lakukan dimulai saat penyerangan 9/11 yang terjadi di AS pada tahun 2001 lalu. Pembajakan pesawat terbang yang menargetkan 4 gedung di New York dan Washington DC. Diantaranya adalah gedung World Trade Center (WTC) dan gedung Pentagon (Pusat pertahanan AS). Serangan ini mendeklarasikan dirinya sebagai kelompok Al-Qaeda, kelompok kepentingan agama yang dibentuk pada era perang Afganistan. Tidak kurang dari 3000 korban jiwa yang diakibatkan dalam tragedi ini. Semenjak ini, definisi tentang terorisme telah beralih pada serangan domestic dari kelompok kepentingan, pada kelompok pemerintahan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun