Tentu saja hal ini siring dengan Konstitusi AS, yang berusia 230 tahun pada 4 Maret. Dari Muhammad Ali sampai ke Lebron James, semuanya menggunakan panggung mereka untuk mengambil sorotan yang diarahkan pada mereka untuk menyuarakan ketidakadilan.
Tren atlet olahraga dalam aktivisme politik telah berlangsung lama, bahkan sebelum olahraga mendapatkan panggung semegah sekarang. Jauh di masa lalu, pada 13 Januari 532 M, di balapan kereta di Konstantinopel, pembalap saingan dari tim Biru dan Hijau meminta kaisar Justinian untuk mengampuni dua pengikut mereka yang telah dihukum mati. Penolakannya menyebabkan Pemberontakan Nica, enam minggu kerusuhan yang mengakibatkan kematian 30.000 orang.
Atlet di zaman modern sering tergerak untuk memprotes kondisi, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah warga negara yang memiliki hati nurani dengan berbicara kebenaran kepada kekuasaan, dengan memanfaatkan spotlight yang mereka terima dari popularitas yang mereka hasilkan di lapangan Olahraga tentu adalah bagian untuk mengadvokasi dan menyebarkan kesadaran bersama tentang urgensi dari pemasalahan sosia yang berada berdampingan bersama mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H