Kajian Hubungan Internasional adalah kajian Interdisipliner, atau secara pengertian yang lebih sederhana artinya memiliki rujukan dan pembahasan yang berasal dari berbagai cabang keilmuan lain. Perang Dunia Pertama adalah tonggak dimana para ilmuan lintas disiplin memadukan keimuan yang mereka miliki menjadi sebuah kajian analitis tentang dunia dan upaya-upaya untuk mengkomunikasikan kepentingan nasional ke berbagai Negara lainnya.
Pelak tak mungkin kita sangkal, bahwa tiap Negara berdiri atas landasan-landasan organisasional yang menjadikan individu yang menjalankan roda organisasinya sebagai motor penggerak organisasi. Negara sebagai seperangkat alat kepentingan Negara bisa dimaknai secara individu, ataupun secara identitas kolektif. Untuk hal ini akan secara lebih dalam di Kajian Analisis Politik Luar Negeri.
Hal yang menarik adalah teori-teori dalam hubungan internasional berasal dari berbagai disiplin lain, seperti Filsafat, Politik, Psikologi, Sejarah, Komunikasi, Sosiologi, Ekonomi dan masih banyak lagi disiplin keilmuan lainnya. Tentu saja hal ini seiring dengan landasan filosofis yang akan menjadi dasar dari ragam kajian analisis yang terdapat dalam hubungan antar Negara ataupun bebagai actor rasional yang berperan dalam tiap keputusan pentingnya.
Di tulisan ini saya akan sedikit menjelaskan tentang Liberalisme dalam HI. Barangkali diantara kalian mulai penasaran, apa yang dimaksud dengan Liberalisme dalam keilmuan Hubungan Internasional ?
Liberalisme
Pandangan tentang filsafat moral yang mengedepankan kebebasan dan kesetaraan di mata hukum ataupun tuhan. Sebuah pandangan moral yang berasal dari beberapa filsuf seperti Montesquieu, John Locke, Immanuel Kant, Adam smith, ataupun Mary Wollstonecraft.
John Locke oleh sebagian orang dianggap sebagai promotor utama liberalisme, walaupun konsep-konsep dasar tentang kebebasan dan hak atas kesetaraan manusia telah lebih jauh dibicarakan filsuf tradisional lainnya. Ide ini banyak menyebar dari masa-masa pemberontakan di Eropa kepada Monarki, seperti Contoh Pemberontakan Rakyat pada Raja James II (1688 M) di Inggris, Revolusi Amerika Serikat (1776 M) pada Koloni Inggris dan Revolusi Perancis (1789 M). Semua peristiwa pemberontakan itu ikut menyulut gagasan tentang kebebasan dan kesetaraan masyarakat, yang menjadi gagasan awal dari Liberalisme.
Dalam Hubungan Internasional
Sebagai pisau Analisis dalam HI, Liberalisme menjadi salah satu perspektif penting. Sebagai disiplin ilmu, perbedaan cara pandang dalam menyikapi sebuah masalah adalah hal yang wajar. Beberapa sarjana HI pun banyak terkotakan dengan tendensinya pada cara pandang tertentu.
Liberalis dalam HI memiliki asumsi ataupun keyakinan pada berbagai upaya untuk mencapai perdamaian dan kerja sama internasional yang abadi, serta berbagai metode yang dapat berkontribusi menyelesaikan masalah apabila permasalahan kemudian muncul.
Bidang studi dalam teori hubungan internasional liberal meliputi:
Teori perdamaian demokratis (Democratic Peace Theory) dan efek jenis rezim politik dalam negeri dan kebijakan dalam negeri terhadap hubungan internasional, sebuah gagasan yang percaya bahwa perdamaian antar Negara demokrasi akan terwujud.
Karna di Negara demokratis, pengambilan keputusan harus berdasarkan suara rakyat, atau yang dalam hal ini diwakilkan pada anggota parlemen hasil pilihan rakyat. Sedangkan mayoritas masyarakat menginginkan perdamaian dan menjauhi perang yang akan sangat menyengsarakan. Sehingga apabila antar masyarakat dua belah pihak masing-masing menolak terjadinya perang, maka perang akan dihindari dan perdamaian akan terwujud
Teori perdamaian perdagangan yang bermaksud untuk menciptakan Perdagangan bebas. Pandangan ini meyakini bahwa perdagangan bebas memiliki efek mendamaikan dalam hubungan internasional. Asumsi ini memiliki turunan bahwa akan terciptanya globalisasi dan saling ketergantungan antar negara.
Teori perdamaian kelembagaan adalah sebuah pandangan yang meyakini bahwa kerja sama dapat dipertahankan dalam keadaan anarki, bagaimana kepentingan jangka panjang dapat diutamakan ketimbang kepentingan jangka pendek, dan bagaimana para pelaku menyadari keunggulan absolut alih-alih mengejar keunggulan relatif.
Begitupun berbagai pandangan lain yang mencirikan Liberalisme dalam mengupayakan perdamaian jangka panjang. Seperti halnya Pengaruh organisasi internasional terhadap politik internasional, dalam perannya sebagai forum bagi berbagai negara untuk mewujudkan kepentingan ataupun peranannya sebagai actor dalam hubungan internasional.
Ataupun beberapa pandangan yang berdasarkan peran hukum interasional. Pengaruh pandangan liberalisme terhadap politik internasional terutama hubungan antara negara-negara liberal, Peran berbagai jenis perserikatan dalam hubungan internasional. Â Seperti NATO dan berbagai entitas yang dinamis seperti Uni Eropa maupun perserikatan kawasan regional lainnya seperti ASEAN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI