Politik dan bisnis suara yang hari ini marak terjadi adalah hasil yang kita korbankan pasca reformasi. Orang-orang bersorak sorai lantang untuk meruntuhkan tembok-tembok kuasa dari Soeharto yang sudah bertahan lebih dari 32 tahun lamanya.
Aparatur negara dan pejabat publiknya masih saja ditempati oleh orang-orang dari Mantan Presiden ini. Walau begitu, apa yang bisa kita saksikan saat ini? Politik Transaksional
Permainan politik identic dengan sejumlah pengeluaran yang perlu dibayarkan. "Saat satu orang memiliki hak satu suara, artinya tukan beca dan seorang professor cumlaude dari jurusan politik tidak memiliki beda". Begitulah kata salah satu dosen penulis, saat penulis masih berkuliah di jurusan HI saat semester satu.
Sebagai rakyat kita tidak bisa pungkiri, praktik politik uang dalam lingkup langsung ataupun tidak langsung terjadi di tiap masa kontestasi dari antar kandidat yang berbondong untuk memberikan uang jajan bagi para tim sukses mereka.
Dengan sejumlah uang yang tidak sedikit. Dilanjutkan dengan membiayai survey yang tendensinya dapat diarahkan kepada dirinya, yang mana saat publikasi dilakukan, kalangan masyarakat yang belum condong ke salah satu pasangan calon akan memilih suara mayoritas
Pertukaran ekonomi menciptakan nilai. Nilai diwujudkan dalam komoditas yang dipertukarkan. Berfokus pada hal-hal yang dipertukarkan, bukan hanya pada bentuk atau fungsi pertukaran, memungkinkan untuk berpendapat bahwa apa yang menciptakan hubungan antara pertukaran dan nilai adalah politik, ditafsirkan secara luas.
Argumen ini, yang diuraikan dalam teks esai ini, membenarkan kesombongan bahwa komoditas, seperti orang, memiliki kehidupan sosial. Komoditas dapat sementara didefinisikan sebagai objek bernilai ekonomi. Mengenai apa yang seharusnya kita maksud dengan nilai ekonomi, adalah tulisan dari Georg Simmel dalam bukunya yang berjudul The Philosophy of Money
Simmel memberikan catatan sistematis tentang bagaimana nilai ekonomi paling baik didefinisikan. Nilai, bagi Simmel, tidak pernah merupakan properti yang melekat pada objek, tetapi merupakan penilaian yang dibuat oleh subjek oleh mereka.
Namun kunci untuk memahami nilai, menurut Simmei, terletak di wilayah di mana subjektivitas itu hanya sementara dan sebenarnya tidak terlalu esensial.
Dalam menjelajahi ranah yang sulit ini, yang tidak sepenuhnya subjektif atau tidak obyektif, di mana nilai muncul dan berfungsi, Simmel menyarankan bahwa objek tidak sulit diperoleh karena mereka berharga, "tetapi kita menyebut benda-benda itu berharga yang menahan keinginan kita untuk memiliki mereka "
Apa yang Simmel sebut sebagai objek ekonomi, khususnya, ada di ruang antara keinginan murni dan kesenangan langsung, dengan jarak antara mereka dan orang yang menginginkannya, yang merupakan jarak yang dapat diatasi. Jarak ini diatasi dalam dan melalui pertukaran ekonomi, di mana nilai objek ditentukan secara timbal balik.