Lima jam penerbangan dari Ibukota Negara Indonesia Jakarta ke Ibukota Provinsi Maluku Ambon, yang dibarengi transit di Makassar, Sulawesi Selatan, terbayar dengan keindahan alam yang mempesona.
Tempat pertama yang saya kunjungi setelah check in di Swiss Belhotel Ambon adalah Rumah Makan Sari Gurih di Jl Dana Kopra No 14 A Ambon untuk makan siang. Sajian Seafood yang gurih sesuai nama restorannya adalah Ikan Kuah Kuning, ikannya lembut dengan rasa kuah kuning yang asam dan sedikit pedas. Untuk minumannya adalah Jus Gandaria, rasa dan warnanya mirip dengan mangga, tapi sedikit asam. Sangat segar dan wajib dicoba.
[caption caption="Rumah Makan Sari Gurih"]Tujuan saya selanjutnya adalah Pantai Natsepa. Pantai Natsepa berada di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Pantai Natsepa dari Kota Ambon berjarak sekitar 1 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Dengan perjalanan 1 jam tanpa macet seperti di Jakarta. Oiya, dalam waktu dekat, akan ada peresmian Jembatan Marthafons / Merah Putih di Kota Ambon, yang mempersingkat jarak dari Bandara ke Kota Ambon, yang biasanya 45 menit menjadi hanya sekitar 20 menit.
[caption caption="Kedai-kedai di Pantai Natsepa"]
[caption caption="Es Kelapa dan Rujak Natsepa"]
Kembali ke Pantai Natsepa, di sepanjang pantai Natsepa, yang tidak jauhletaknya dari Hotel Natsepa, banyak kedai-kedai yang berjualan rujak, pisang goreng dan makanan ringan, cocok untuk bersantai dan bercengkerama. Kala itu saya mampir ke kedai Mama Mersy Pattirane, sambil menyantap rujak, pisang goreng dan minum es kelapa dicampur sirupdi pinggir pantai Natsepa, melihat anak kecil berenang dan sesekali perahu nelayan lewat, membuat suasana menjadi menyenangkan.
Esok harinya, saya mencoba restoran yang berbeda, masih di Kota Ambon, di daerah Wihaong, Rumah Makan Dedes. Di sini saya mencoba makanan khas Indonesia Timur, Papeda. Terbuat dari tepung sagu, garam, gula dan air yang direbus. Di lidah tekstur nya mirip bubur candil. Unik. Dengan Ikan Kuah Bumbu Kuning, sangat lezat.
[caption caption="Papeda"]
Dari Dedes, kami ke Masjid Raya Al Fatah Ambon, Masjid Raya Al Fatah memiliki luas tanah 5.000 m2 dan luas bangunan 2.200m2 berdiri kokoh di Kel Honipopu, Sirimau, Kota Ambon. Dengan dua menara yang mempercantik Masjid Raya Al Fatah. Menjadi ikon penduduk Muslim di Kota Ambon.
[caption caption="Masjid Raya Al Fatah"]
Saya melanjutkan perjalanan ke Karang Panjang, di sana terdapat Patung Martha Christina Tiahahu di atas bukit. Di bukit tersebut, di samping Gedung DPRD Maluku, kita dapat melihat pemandangan Kota Ambon yang sangat indah. Martha adalah seorang gadis pemberani asal Maluku, pejuang kemerdekaan yang hidup pada tahun 1800-1818. Untuk mengenang keberaniannya melawan penjajah, patung Martha dibuat sebagai simbol penghormatan atas jasa-jasanya.
[caption caption="Patung Martha Christina Tiahahu"]
Dari Patung Martha Christina Tiahahu, saya melanjutkan perjalanan ke sebuah pantai yang unik yang terletak di Dusun Airlouw, Kecamatan Nusaniwe, Ambon. Namanya pantai Pintu Kota. Jarak pantai Pintu Kota dengan pusat Kota Ambon sekitar 45 menit. Pintu masuk pantai ini jalannya kecil, cukup untuk 2 mobil. Setelah parkir di ujung tebing, yang terdapat beberapa kedai warung es kelapa, kita bisa memarkir kendaraan di sini. Untuk melihat pantai Pintu Kota, kita harus menuruni 69 anak tangga. Pantai Pintu Kota sangat unik dikarenakan kumpulan karang yang membentuk tebing menjorok ke laut, di tengahnya berbentuk lubang yang besar, mirip dengan gerbang atau pintu.
[caption caption="Pantai Pintu Kota dari atas"]
[caption caption="Tangga Pantai Pintu Kota"]
[caption caption="Pantai Pintu Kota"]
Jika dari atas, pantai ini mirip seperti Pantai Uluwatu di Bali. Pantai yang berdampingan dengan tebing tinggi. Namun, bedanya tebing di pantai Pintu Kota ada yang menjorok ke laut dan tengahnya mirip dengan gerbang. Untuk pantainya sendiri, banyak karang-karangnya dan pantainya tidak terlalu luas. Namun, sembari minum air kelapa dan memandangi laut lepas, sangat pantas kita untuk menyukuri nikmat-Nya.
Dari pantai Pintu Kota, saya melanjutkan perjalanan ke Hotel and Cottage Tirta Kencana, untuk menghabiskan sore yang indah di Kota Ambon. Letaknya di Jalan Amahusu No. 1, Ambon.  jika dari pantai Pintu Kota, letaknya di sebelah kiri, persis di pinggir laut. Jika pesawat ada yang take off dan landing kita dapat melihat pesawat dari kejauhan. Pemandangan yang luar biasa, kombinasi perbukitan hijau, laut biru gelap, langit biru muda, perahu dan pesawat, sangat indah. Cobalah Pisang Goreng keju di  sini, mantap.
[caption caption="Pemandangan Hotel and Cottage Tirta Kencana"]
[caption caption="Hotel and Cottage Tirta Kencana"]
Saya menghabiskan malam di Pantai Losari. Sekedar makan duren di pinggir jalan. Duren nya tidak terlalu besar dengan harga yang terjangkau pula Rp 10,000,-, namun rasanya nikmat sekali. Sayang, durian tidak boleh dibawa ke Hotel, jadi saya hanya makan di tempat. Jangan lupa, jika lagi musimnya, untuk membeli buah Gandaria di pasar ini. Untuk oleh-oleh, buah Gandaria dapat tahan 3-4 hari di luar kulkas. Dan penjual di  sini, sangat ramah dan menyenangkan karena memberikan harga yang terjangkau dengan kualitas buah yang tidak kalah dengan yang di Jakarta.
[caption caption="Suasana Malam sekitar Pantai Losari"]
Perjalanan saya ke Ambon, sangat saya nikmati dan syukuri. Perjalanan yang singkat namun berkesan. Ambon indah alamnya, ramah orangnya dan unik kulinernya. Ambon Manise.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H