Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Ambon Manise: Dari Jus Gandaria Sampai Pantai Pintu Kota

24 Maret 2016   10:37 Diperbarui: 24 Maret 2016   10:51 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima jam penerbangan dari Ibukota Negara Indonesia Jakarta ke Ibukota Provinsi Maluku Ambon, yang dibarengi transit di Makassar, Sulawesi Selatan, terbayar dengan keindahan alam yang mempesona.

Tempat pertama yang saya kunjungi setelah check in di Swiss Belhotel Ambon adalah Rumah Makan Sari Gurih di Jl Dana Kopra No 14 A Ambon untuk makan siang. Sajian Seafood yang gurih sesuai nama restorannya adalah Ikan Kuah Kuning, ikannya lembut dengan rasa kuah kuning yang asam dan sedikit pedas. Untuk minumannya adalah Jus Gandaria, rasa dan warnanya mirip dengan mangga, tapi sedikit asam. Sangat segar dan wajib dicoba.

[caption caption="Rumah Makan Sari Gurih"]Tujuan saya selanjutnya adalah Pantai Natsepa. Pantai Natsepa berada di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Pantai Natsepa dari Kota Ambon berjarak sekitar 1 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Dengan perjalanan 1 jam tanpa macet seperti di Jakarta. Oiya, dalam waktu dekat, akan ada peresmian Jembatan Marthafons / Merah Putih di Kota Ambon, yang mempersingkat jarak dari Bandara ke Kota Ambon, yang biasanya 45 menit menjadi hanya sekitar 20 menit.

[caption caption="Kedai-kedai di Pantai Natsepa"]

[Kedai-kedai di Pantai Natsepa]

[caption caption="Es Kelapa dan Rujak Natsepa"]

[Es Kelapa dan Rujak Natsepa]

Kembali ke Pantai Natsepa, di sepanjang pantai Natsepa, yang tidak jauhletaknya dari Hotel Natsepa, banyak kedai-kedai yang berjualan rujak, pisang goreng dan makanan ringan, cocok untuk bersantai dan bercengkerama. Kala itu saya mampir ke kedai Mama Mersy Pattirane, sambil menyantap rujak, pisang goreng dan minum es kelapa dicampur sirupdi pinggir pantai Natsepa, melihat anak kecil berenang dan sesekali perahu nelayan lewat, membuat suasana menjadi menyenangkan.

Esok harinya, saya mencoba restoran yang berbeda, masih di Kota Ambon, di daerah Wihaong, Rumah Makan Dedes. Di sini saya mencoba makanan khas Indonesia Timur, Papeda. Terbuat dari tepung sagu, garam, gula dan air yang direbus. Di lidah tekstur nya mirip bubur candil. Unik. Dengan Ikan Kuah Bumbu Kuning, sangat lezat.

[caption caption="Papeda"]

[Papeda]

Dari Dedes, kami ke Masjid Raya Al Fatah Ambon, Masjid Raya Al Fatah memiliki luas tanah 5.000 m2 dan luas bangunan 2.200m2 berdiri kokoh di Kel Honipopu, Sirimau, Kota Ambon. Dengan dua menara yang mempercantik Masjid Raya Al Fatah. Menjadi ikon penduduk Muslim di Kota Ambon.

[caption caption="Masjid Raya Al Fatah"]

[Masjid Raya Al Fatah]

Saya melanjutkan perjalanan ke Karang Panjang, di sana terdapat Patung Martha Christina Tiahahu di atas bukit. Di bukit tersebut, di samping Gedung DPRD Maluku, kita dapat melihat pemandangan Kota Ambon yang sangat indah. Martha adalah seorang gadis pemberani asal Maluku, pejuang kemerdekaan yang hidup pada tahun 1800-1818. Untuk mengenang keberaniannya melawan penjajah, patung Martha dibuat sebagai simbol penghormatan atas jasa-jasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun