Mohon tunggu...
Thoriq Fathurrahman
Thoriq Fathurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Staf CIOS

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN di Desa Sooko

5 April 2023   23:45 Diperbarui: 6 April 2023   00:15 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan merupakan suatu aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian jasmani maupun rohani. 

Salah satu tokoh pendidikan ternama Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa pendidikan merupakan tuntutan dalam pertumbuhan hidup anak-anak. 

Maksudnya, pendidikan bertujuan untuk mengarahkan potensi alami yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga mereka dapat mencapai tingkat kebahagiaan dan keamanan hidup yang optimal sebagai individu dan anggota masyarakat.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang fundamental dalam perkembangan anak-anak. Melalui pendidikan, anak-anak dapat memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan untuk memahami dunia di sekitarnya, mengembangkan potensi mereka, dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Dalam konteks ini, pendidikan dapat dianggap sebagai suatu tuntutan atau keharusan bagi anak-anak dalam rangka tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pendidikan dibedakan ke dalam dua cara yaitu, pendidikan formal dan non formal. Pendidikan Formal merupakan bentuk pendidikan yang diatur oleh pemerintah, baik dalam hal lokasi maupun kurikulum, dan diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah. Di sisi lain, Pendidikan Non-Formal merujuk pada bentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh individu atau kelompok, tanpa terikat pada aturan atau kurikulum tertentu.

Meskipun demikian, Pendidikan Formal umumnya dianggap memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan Pendidikan Non-Formal. Hal ini disebabkan karena pendidikan formal dilaksanakan di lingkungan sekolah yang melibatkan banyak orang, sehingga dapat membentuk budaya belajar yang positif dan membantu dalam mengembangkan kemandirian peserta didik dalam belajar. Baik pendidikan formal ataupun pendidikan non formal, keduanya harus berjalan untuk meraih kebahagiaan dan nilai luhur insaniyah hingga pada taraf ilahiyah.

Salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Ponorogo adalah SDN 01 Sooko yang terletak di Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sama seperti sekolah dasar pada umumnya, SDN 01 Sooko memiliki visi misi luhur untuk mencerdaskan dan membangun budi pekerti anak bangsa. 

Oleh karena itu siswa-siswi SDN 01 Sooko diajarkan berbagai mata pelajaran seperti, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Olahraga, dan Kepramukaan. 

Semua diajarkan kepada para siswa guna untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan. Tujuan pendidikan SDN 01 Sooko  bermuara kepada pendidikan nasional yakni mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berbudi tinggi, cakap, berilmu, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menjadi warga negara yang cinta terhadap tanah airnya.

Walaupun SDN 01 Sooko memuat mata pelajaran agama, namun nyatanya bobot belajar pelajaran agama dinilai masih kurang jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah dasar swasta Islam. 

Sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi SDN 01 Sooko pada saat penerimaan siswa baru. Warga desa semakin lebih memilih menyekolahkan putra-putrinya di lembaga pendidikan yang memasukkan kurikulum agama Islam. 

Permasalahan yang ditemukan berikutnya adalah sarana prasarana sekolah yang kurang memadai, seperti perpustakaan yang tidak tertata dengan baik dan rapi, minimnya sarana pembelajaran elektronik seperti proyektor, dan taman sekolah yang kurang terurus dengan baik.

Melihat kekurangan yang dimiliki SDN 01 Sooko tersebut, maka kami bergerak mengatasinya dengan membuat berbagai program kerja KKN yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan tersebut yaitu dengan mengadakan Perkemahan Sabtu-Minggu (PERSAMI), mengadakan pesantren kilat berbasis multimedia, memperbaiki taman, dan mereaktivasi perpustakaan.

20230321-085546-min-642dacaa4addee0cae63d6d2.jpg
20230321-085546-min-642dacaa4addee0cae63d6d2.jpg
Meski mitra yang dituju adalah SDN 01 Sooko, namun kami tetap berusaha melakukan kegiatan yang bermanfaat kepada masyarakat desa Sooko. Sehingga program kerja KKN kelompok 28 terbagi menjadi dua jenis yakni, program kerja yang berkaitan dengan mitra dan program kerja yang berkaitan langsung dengan masyarakat. 

Program kerja bersama mitra seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dan adapun program kerja bersama masyarakat seperti gotong royong, menjadi imam Shalat Isya dan tarawih, pengisi kultum selepas shalawat tarawih, memindahkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan mengajar TPA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun