Mohon tunggu...
Thoriq Abdul Aziz
Thoriq Abdul Aziz Mohon Tunggu... Guru - Pemelajar

Belajar sepanjang hayat, apa pun itu.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kearifan Lokal dalam Empat Episode Awal Serial Film Kisah "Tanah Jawa: Merapi"

8 Februari 2020   23:39 Diperbarui: 8 Februari 2020   23:44 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster serial film Kisah Tanah Jawa : Merapi

Dikemas dalam genre horor lokal Indonesia yang sudah sangat melegenda dan terkenal di media menstrim Masyarakat, Serial film Kisah Tanah Jawa : Merapi berhasil membuat para penonton terbaur menebak-nebak makna dan membuat semua terhipnotis akan alur cerita yang dibuat dan menyesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat sekitar yang sangat menjunjung nilai-nilai dan lokal genus yang ada di dalamnya. 

Digadang-gadang menjadi salah satu rilis unggulan dari iflix yang selalu terpampang di beranda utama, serial Kisah Tanah Jawa tentunya menjadi salah satu serial film yang mendapat cukup banyak perhatian dan review dari banyak pihak.

Kekepoan penulis terhadap film ini diawali dengan rasa ingin tahu terhadap film ini dimulai ternyata setelah penulis membeli sebuah buku "Kisah Tanah Jawa" dan juga buku tersebut sebagian sudah penulis baca lalu tersebutlah pada suatu hari, saat mengisi kekosongan waktu dikala membutuhkan hiburan. 

Dengan bermodal sinyal WiFi, dan bacaan cerita pendek lakon hidup yang menjadi pengisi di tab browser sebelahnya, dalam situs iflix terpampang film "Serial Kisah Tanah Jawa" dan langsung memutuskan untuk menonton film tersebut.

Lansiran berita yang pernah penulis baca, film produksi Rapi Films ini sudah dirilis sejak tanggal 31 Oktober 2019 di situs streaming film legal iflix.com dan mempunyai pratayang episode rilis baru setiap hari Kamis. 

Fokus perhatian dalam film ini ternyata berbeda dengan beberapa film yang setidaknya pernah penulis tonton. Fokus menarik dalam film ini ternyata menempatkan sudut pandang yang berbeda dalam pemeranan film menjadi berbeda dibandingkan film horor mainstream lainnya.

Deva Mahenra, Joshua Suherman, sebagai tokoh utama berhasil membawa alur cerita serial film kedalam sebuah pandangan dokumenter yang tentunya berbeda dengan kebanyakan film lainnya yang terbatas kepada kilas balik masa lalu -- menuju ke masa depan atau alur acak lainnya. Segi dokumenter yang ditampakkan disini menempatkan serial film "Kisah Tanah Jawa" menjadi layaknya serial film dokumenter yang mengisahkan pemeran dan kisah film dari sisi yang berbeda.

Salah satu pemeran utama film : Joshua Suherman
Salah satu pemeran utama film : Joshua Suherman

Pemeranan serial film dengan alur yang tak terduga, dimulai dengan kisah hilangnya Rio seorang pendaki yang berasal dari Kota besar yang sedang mendaki di Gunung Merapi, menyebabkan dimulailah misi Andi dan Babon yang diperankan oleh Deva Mahenra dan Joshua Suherman untuk menemukan sahabatnya yakni Rio yang hilang di Gunung Merapi saat melakukan pendakian sebelumnya.

Mengambil setting tempat di Gunung Merapi dan dibalur dengan local genus (kearifan lokal) yang terkandung di setiap isi ceritanya, alur cerita dan isi cerita film menjadi penuh kesan dan seakan-akan menampilkan efek "kejutan cerita" adalah hal yang sangat lumrah dan menjadi bumbu dramatis tambahan saat menonton serial film tersebut.  

Dalam sudut pandang yang sama maupun berbeda, akan membuat penonton memberikan pandangan dan tanggapan tergantung bagaimana penonton mengambil makna dan jalan cerita dari nilai-nilai tersebut.

Salah satu makna yang muncul dari serial film Kisah Tanah Jawa yang penulis angkat adalah mengenai lokal genus (nilai kearifan lokal masyarakat) dalam memahami setiap makna dan nilai yang tersaji dalam cerita "Kisah Tanah Jawa : Merapi" tersebut. 

Seting tempat yang mengambil wilayah kawasan Gunung Merapi sebagai salah satu Gunung yang menjadi simbol sosial masyarakat Suku Jawa terutama yang bermukim di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta membuat nilai kental, pantangan dan banyak sekali ciri khas yang ditampilkan dalam serial film Kisah Tanah Jawa : Merapi, ini sangat "Jawa-lokal" sekali. 

Dalam pandangan masyarakat Jawa, mereka menghargai setiap tradisi dan nilai-nilai pantangan yang hidup di dalamnya, dilingkari oleh lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai yang kuat, seperti tampak dari serial film Kisah Tanah Jawa : Merapi ini banyak sekali hal yang dapat dijadikan pelajaran.


Genre horor lokal Indonesia tentunya selalu menyajikan pengalaman yang menegangkan dikarenakan selalu ada kejutan setiap hampir adegan film disamping karena selain alur dan bahasa cerita yang dimengerti, Kemunculan hantu-hantu "penghuni" masyarakat sekitar, kesurupan, penampakan lainnya adalah salah satu intro dalam mengantarkan Kisah Tanah Jawa : Merapi menjadi suatu serial film yang berhasil membuat merinding. Tetapi semua itu terjadi karena disebabkan kurangnya memahami makna menghargai tempat dimana kita berada. 

Nampak Andi dan Babon bersama tim pendaki lainnya yakni Nadia (Laura Basuki) dan Dika (Wafda Saifan), pasangan yang baru menikah; Citra (Laura Theux), seorang vlogger; dan Suratno (Tyo Pakusadewo) kurang memaknai pepatah tersebut dalam rangka mencari Rio yang hilang di Gunung Merapi. 

Dalam cerita, mereka pada awalnya tidak mengungkapkan misi tujuan mereka untuk mendaki gunung merapi, dan pada akhirnya banyak sekali rintangan, kemunculan pengalaman horor ataupun hal-hal mistik yang ditemui sepanjang perjalanan menuju puncak.

            "Dimana Bumi dipijak disitu Langit dijunjung"

Pepatah klasik yang sangat kuat, menurun temurun dari generasi ke generasi seakan tercerminkan dari alur cerita yang ditampilkan dalam serial Film "Kisah Tanah Jawa : Merapi" ini. 

Sebagai salah satu gunung yang dihormati oleh masyarakat Jawa tentunya banyak sekali pembelajaran terutama dalam hal bagaimana menghargai adat yang ada di lingkungan sekitar, serta adab bermasyarakat dan berinteraksi dengan seluruh "penghuni merapi ini". 

Tentunya salah satu nilai yang dapat dijadikan pandangan dalam menonton film ini selain dari sisi horornya yang terpenting adalah selalu mengimplementasikan pepatah di atas. 

Serial film dengan delapan episode ini tentunya menarik untuk ditonton dan bisa dijadikan acuan pandangan untuk melihat sisi horor lokal Indonesia dari sisi yang berbeda. Baru empat episode dengan nilai nilainya sudah tampak makna yang harus dicerna, apalagi kalau sampai penulis berkesempatan untuk mentamatkan empat episode lagi Lets try and watch this! 4.4/5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun