Mohon tunggu...
Thoriq Abdul Aziz
Thoriq Abdul Aziz Mohon Tunggu... Guru - Pemelajar

Belajar sepanjang hayat, apa pun itu.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pasar Terapung Lokbaintan, Ciri Khas Otentik yang Bercerita

2 Februari 2020   18:06 Diperbarui: 2 Februari 2020   21:55 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pagi bersiap menuju Pasar Terapung Lokbaintan | dokpri

(18/01/2020) Setengah empat pagi terbangun dengan perbedaan waktu satu jam yang lebih cepat di bandingkan jam Kota Bandung, terdengarlah suara dentuman mesin perahu yang awalnya entah tak tahu itu perahu apa namanya mulai terdengar menyaring. 

Dalam suasana yang gelap gulita, kami sampai di tepian sungai yang panjangnya entah selebar apa dan akan berjalan-jalan di sana dengan perahu menelusuri sepanjang aliran sungai Martapura menuju ke destinasi kami di hari kedua yang pertama yakni "Pasar Terapung Sungai Lok-baintan"

Perjalanan menggunakan Perahu Klothok | dokpri
Perjalanan menggunakan Perahu Klothok | dokpri
Ternyata perahu tersebut adalah perahu "Klothok" sebuah istilah baru yang kudapatkan dengan memahami kearifan lokal masyarakat Suku Banjar khususnya masyarakat pesisir Sungai Martapura dalam menjelaskan suatu perahu besar yang menjadi transportasi utama bagi masyarakat  sekitar untuk melaksanakan kegiatan sosial mereka sehari-hari

Menahan  kegugupan karena awalnya memberanikan diri untuk duduk di atap kapal klothok hingga menanggung kepedean karena menggunakan pelampung ternyata semua terbayarkan sudah. 

Lama-kelamaan di tengah udara pagi yang bagiku sudah terasa hangat malah menjadikan diri lebih berani untuk duduk di atas klothok nyaris tanpa pengaman apapun. Dua jam diperjalanan, sesekali penuh canda dan cerita tentunya ditambah dengan kebiasaan generasi millenials.. Yup.. berswafoto dan mengunggahnya di Instastory selama dua puluh empat jam kedepan agar seluruh dunia tahu kalau ku sedang disini. Hehehe

Terik matahari semakin menunjukkan jalannya, sepanjang perjalanan yang dilihat hanyalah arus-arus sungai. Tak seperti sungai di Jawa tetapi di sini sungainya besar, lebar, dan yang paling menarik adalah lingkungan masyarakat sekitar pesisir sungai, ada yang mandi, berenang dan sudah ramai dengan aktivitas masyarakat.

Perjalanan saat tiba di Pasar Terapung Lokbaintan | dokpri
Perjalanan saat tiba di Pasar Terapung Lokbaintan | dokpri
Agak lama di perjalanan, sampailah ke destinasi tujuan yakni Pasar Terapung "Lokbaintan", sayangnya hari sudah terik, ditambah hari Minggu kebanyakan para pedagang di Pasar Terapung berjualan justru di Pasar Terapung pusat yang ada di Tepi Siring, Pesisir Kota Banjarmasin. 

Kearifan lokal, menjaga nilai-nilai genius masyarakat yang ada di dalamnya, yang membuat konon katanya Pasar Terapung Lokbaintan ini adalah salah satu pasar terapung otentik yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. 

Perahu Klothok menurunkan laju kecepatannya pertanda sudah sampai di tujuan, takjub rasanya melihat para pedagang yang sangat berani untuk berdagang dengan sampan menjajakan hasil bumi khas daerah kepada para pembeli dan ditambah dengan ciri khas kebudayaan Banjarnya yang sangat indah.

Buah-buahan, sayuran, dan makanan tradisional khas masyarakat setempat adalah beberapa  komoditas yang dijual di Pasar Terapung Lokbaintan, terlihat harganya murah-murah untuk kami yang memang baru pertama kali datang kesana. Memberanikan diri untuk membeli buah Kasturi yang katanya adalah buah khas Kalimantan Selatan dengan harga lima belas ribu untuk satu kilogram cukup enak ternyata, rasanya manis. 

Lalu selanjutnya penulis memberanikan diri untuk mewawancarai salah satu pedagang di Pasar Terapung yang sedang berjualan yakni Acil Riani. Ohiya, pemandu wisataku berkata kalau pedagang di pasar terapung dikenal dengan istilah Acil yang artinya "bibi" (Terimakasih Mbak Eka atas koreksinya -rev) dalam Bahasa Banjar.

Teman kami yang sedang berbincang dengan Pedagang di Pasar Terapung | dokpri
Teman kami yang sedang berbincang dengan Pedagang di Pasar Terapung | dokpri
Keunikan dalam sistem sosial di Pasar Terapung Lokbaintan yang kami temui kebanyakan para pedagang adalah wanita dan ragam usia, nampak dari dua puluh lima sampai lima puluh tahunan. Senyuman yang ramah, dan menawarkan barang dengan akad khas serta istilah Banjar yang agak terdengar cepat dan kurang dimengerti menambah ciri khas kedua dari para pedagang di Pasar Terapung Sungai Lokbaintan.

Sempat banyak bercakap untuk menambah pengetahuan baru bersama Acil Riani ini ditambah sedikit guyonan yang agak mengerikan juga karena ku duduk satu sampan dengan beliau dan sampannya tiba-tiba oleng hampir tenggelam karena badanku saja yang berat. Banyak hal yang bisa didapatkan dari perbincangan dengan beliau. 

Komoditas unggulan yang dijual disini merupakan komoditas yang menjadi ciri khas dari masyarakat lokal, Jeruk Banjar, Buah Kecapi, dan banyak lagi adalah salah satu contoh kecilnya. Penulis pun pada akhirnya membeli buah Jeruk Banjar yang rasanya manis sekali dan membeli sekantung keresek untuk dimakan bersama-sama dengan teman satu Klothok kami.

Acil-acil pedagang Pasar Terapung Lokbaintan | dokpri
Acil-acil pedagang Pasar Terapung Lokbaintan | dokpri
Pasar Terapung Lokbaintan juga bukan hanya sekedar sebagai tempat jual beli masyarakat tempatan, tetapi banyak kearifan lokal yang tumbuh bersama dengan ciri khas Sosial Masyarakat yang ada. Dibangun atas kehidupan masyarakat pesisir sungai di Kalimantan Selatan, dengan rentetan waktu yang lama, menurut pemaparannya sesekali sambil menyantap Jeruk Banjar ternyata sudah dari dulu masyarakat sana menjual hasil bumi dengan melalui Pasar Terapung.

Tetapi dengan berkembangnya zaman, Masyarakat pasar terapung Lokbaintan yang pada awalnya menjual hasil bumi langsung dengan perahu, dengan adanya pembangunan jalan menuju daerah tersebut menyebabkan lebih banyak masyarakat yang menjual langsung komoditi hasil bumi lokal mereka ke pasar yang ada di darat terutama pasar-pasar yang ada di Kabupaten Martapura dan Kota Banjarmasin daripada menjualnya di Pasar Terapung Lokbaintan.  

Pasar Terapung Lokbaintan tentunya sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar. Dengan kearifan lokal yang tumbuh bersamanya, membuat ciri khas yang asli dibandingkan Pasar Terapung di daerah lainnya. 

Dengan dukungan dari Pemerintah sekitar, setiap bulan Juli selalu diadakan kegiatan Festival Budaya Banjar yang salah satunya melibatkan pihak-pihak masyarakat sekitar yang menurut Acil Riani ada masyarakat perwakilan dari Lokbaintan yang menjadi ketua dari Acara tersebut. Acara tersebut Dihadiri oleh seluruh pejabat di Provinsi Kalimantan Selatan, menurutnya acara ini berlangsung sangat meriah, ada beberapa jenis perlombaan seperti lomba perahu klothok, dan kegiatan lainnya yang tak kalah meriah.

Hari semakin terik, menandai perjalanan menuju Pasar Terapung Lokbaintan harus segera selesai, dengan waktu singkat akhirnya Klothok kami pulang dari Pasar Terapung Lokbaintan kembali ke tempat awal yakni Tepi Siring Banjarmasin.

Akhirnya, Sebagai salah satu Pasar Terapung yang otentik, dengan menggunakan transportasi Kapal klothok sudah sangat worth-it Pasar Terapung Lokbaintan ini menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berlibur di Kota Banjarmasin.

Semoga suatu saat bisa selalu menemukan keindahan alam Indonesia yang beragam dan hebat di perjalanan selanjutnya, Aamiin Allahuma Aamiin

Foto: Dokumentasi Pribadi Penulis (Thoriq Abdul Aziz),  dan Dwi Agung Prasetyono

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun