Mohon tunggu...
Thoriq MuhammadSyamil
Thoriq MuhammadSyamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang ingin bisa berkembang menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakatnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Berkarakter Pancasila

10 Juni 2022   11:13 Diperbarui: 10 Juni 2022   11:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi dari pendidikan berkarakter pancasila adalah sebuah pemahaman dan praktek yang menumbuhkan karakter ajar sesuai dengan dasar negara Indonesia. Sebelumnya, mari kita telaah apa arti karakter, pendidikan berkarakter, dan pancasila itu sendiri. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menunjukkan ciri khas setiap individu dalam kehidupan bersama dalam lingkungan keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam konteks ini, maka karakter yang kita inginkan dari generasi selanjutnya adalah integritas atas pendidikan mereka dan rasa cinta tanah air. Lalu, pendidikan berkarakter ialah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Secara umum, hal ini meliputi sifat-sifat seperti integritas, keberanian, kerjasama, optimisme, tanggung jawab, kejujuran, rasa hormat atas sesama, dan kepercayaan atas sesama. Akan tetapi, ada komponen terakhir yaitu pancasila, itulah dasar negara Indonesia yang memiliki peranan penting bagi masyarakat dan pemerintah dalam menjalankan kehidupan berbangsa. Dalam hal ini, pancasila tidak hanya menjadi ideologi dasar negara tetapi menjadi dasar berpikir dan berperilaku masyarakat Indonesia.

Adanya urgensi bagi bangsa Indonesia untuk mengimplementasikan pendidikan berkarakter sesuai dengan pancasila ini yaitu untuk mencegah adanya krisis moral di masa depan dimana globalisasi dan modernisasi bisa lebih berpengaruh kepada karakter generasi selanjutnya. Pendidikan formal dengan intergasi pendidikan berkarakter dibutuhkan agar siswa ajarnya mempunyai integritas sikap yang mencerminkan sifat, budaya, dan ciri khas orang Indonesia. Hal ini penting agar Indonesia tidak hanya melahirkan orang-orang pintar tetapi juga orang-orang berakhlak dan cinta tanah air.

Pancasila yang dibuat sedemikian rupa oleh para pahlawan agar bisa terus relevan di semua zaman perlu diimplementasikan oleh bangsanya. Sila pertama yang berbunyikan “Ketuhanan Yang Maha Esa” bisa dijadikan sebagai dasar negara yang beragama, negara yang Bertuhan dan kekebasan untuk beragama. Pentingnya hal ini adalah agar memiliki masyarakat yang percaya akan Tuhan dan ajarannya, karena tentunya tidak ada agama yang mengajarkan kesesatan untuk berpikir dan berperilaku atas sesama, maka dari itu perlu adanya toleransi antar masyarakat beragama juga. 

Sila kedua yang berbunyikan “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dapat diimplementasikan dengan memiliki masyarakat yang saling menghormati satu sama lain dimanapun mereka berada, bahkan tidak hanya antar warga Indonesia tetapi juga saat ada pendatang dari negara lain atau saat berkunjung ke negara lain. Tentunya, hal ini diperlukan agar negara-negara lain mengetahui dan mengerti atas tata krama orang Indonesia yang terkenal ramah dan sopan. Tidak hanya itu tetapi masyarakat Indonesia juga perlu lebih menginternalisasi etika, moral, dan norma yang berlaku di masyarakat agar tidak berlaku semena-mena. 

Sila ketiga yang berbunyikan “Persatuan Indonesia” sebagai acuan agar penduduknya ingat bahwa di saat Indonesia bersatu adalah dimana Indonesia bisa berjaya. Indonesia yang terpecah belah sudah pernah ada dan tidak mencapai apa-apa, tetapi Indonesia yang bersatu adalah Indonesia yang kuat. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Itu lah Indonesia, walaupun banyaknya perbedaan, tetapi kita selalu harus bisa menghormati antar sesama agar ingat bahwa kita berbangsa dan bernegara satu. 

Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” adalah salah satu ideologi bangsa yang sudah dan harus terus diterapkan sebagai pemecah permasalahan. Banyaknya perbedaan latar, perbedaan kepentingan, dan perbedaan ideologi memang wajar, tetapi kita tetap perlu mengenyampingkan kepentingan pribadi demi kehidupan bersama. Perlu terus ditingkatkan cara pikir bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah karena hidup bersama harus memikirkan dan mementingkan kebutuhan kolektif. 

Sila kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” adalah sila yang tidak kalah penting. Siapapun dan dimanapun mereka harus ada keadilan sosial. Tidak boleh ada pemikiran etnosentris atau keputusan yang mementingkan suatu suku, kelompok, atau golongan. Berlaku adil tidak melulu dilakukan dalam pemerintahan tetapi juga perlu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Praktek pendidikan berkarakter sesuai dengan pancasila perlu selalu diingat dan dilakukan oleh semua rakyat Indonesia, tetapi karena banyaknya penduduk produktif untuk siswa ajar, maka ada urgensi lebih bagi mereka untuk terus berperilaku sesuai dengan harapan negara. Internalisasi nilai pancasila adalah salah satu cara untuk Indonesia bisa bermasyarakat secara rukun dalam lingkungan yang multikultural. 

Perlu adanya kerja sama antar warga negara untuk melakukan kewajibannya agar keharmonisan hidup berbangsa bisa tercapai. Untuk melakukan hal ini, perlu adanya pemahaman atas kondisi pendidikan berkarakter yang sedang berlangsung juga. Perlu adanya pembenahan dan pengembangan proses pendidikan formal agar hal ini bisa lebih terealisasi. Membangun karakter bangsa dapat dilakukan atau diperkuat melalui pembiasaan atau habituasi dalam kehidupan dimana seorang individu membiasakan diri atau dibiasakan oleh figur pendidik untuk mendalami kepercayaan agama, bersikap jujur, disiplin, mengembangkan toleransi, bekerja keras, tanggung jawab, serta damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun