Baik Tsamara dan Faldo mengakui, guna masuk DPR biaya yang perlu dikeluarkan seorang politisi sangatlah besar. Tak jarang kemudian, politisi ini kemudian melakukan korupsi untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan sebelumnya.
Karena itu, Faldo dan Tsamara meminta dukungan masyarakat, khususnya generasi muda, agar keduanya tetap konsisten dengan prinsip antikorupsi. Dukungan yang mereka perlukan tentu saja dengan memilih mereka untuk masuk ke DPR, bagi yang berada di daerah pemilihan Faldo dan Tsamara.
"Saya paham tantangan Bang Faldo (mempertahankan prinsip) di internal partainya lebih besar. Sedangkan saya dan teman-teman PSI, sebagai partai baru, tantangannya memang lebih untuk meyakinkan masyarakat, bahwa kami bertekad melakukan perubahan," ujar Tsamara. Salah satu tekad itu ditunjukkan dengan menolak sama sekali calon legislatif yang pernah menjadi terpidana korupsi.
Faldo mengaku sering berdebat dengan para senior di partainya, tidak terkecuali dengan ketua umum partainya, Zulkifli Hasan. "Saya akan berupaya keras untuk tetap mempertahankan prinsip. Karena itu, dukungan teman-teman semua memang sangat kami harapkan," ujarnya.
Faldo meyakini, politik adalah jalan terbaik baginya untuk berbuat baik bagi orang banyak, sebagai tabungan dirinya guna masuk surga.Â
Tsamara memiliki prinsip yang kurang lebih sama. Melalui jalan politik, banyak kebijakan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak yang dibuat.Â
Di sinilah posisi politisi menjadi sangat penting, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bukankah politik saat ini justru memecah belah bangsa? Faldo dan Tsamara mengaku sering berdebat keras. Bahkan, sangat keras. Bagi keduanya, hal-hal yang bersifat substantif seperti pembangunan ekonomi atau pun sosial misalnya, memang harus diperdebatkan. "Perdebatan itu tidak membuat saya lalu bermusuhan dengan Bang Faldo," ujar Tsamara.
Sebagai pelaku di dunia politik, keduanya mengaku sedih, karena perdebatan politik di masyarakat di bawa sampai masuk hati. Bagi mereka perdebatan cukup berhenti di otak saja. Tidak perlu dibawa sampai ke hati.
Jadi, kalau melihat Faldo dan Tsamara, atau siapa pun politisi berdebat, baik di televisi, youtube atau di twitter, kita sebagai pemirsa diminta santai saja. Para politisi itu tengah menjalankan profesinya saja.
Kita tentu tetap bisa mengkritisi, kalau yang mereka perdebatkan adalah hal-hal yang sifatnya nyinyir saja, bukan substantif. Kita tak boleh baper-an melihat perdebatan politisi, karena para politikus itu pun, seperti dikatakan Faldo dan Tsmara, tidak baper. Mereka tetap berteman, kendati berdebat dengan keras.