Benar saja. Hanya dua tahun, Bagas sudah dipercaya sebagai supervisor dan dipindah ke kantor pusat. Bagas dengan penuh harap menginfokan Yono melalui telfon, untuk bergabung sebagai tenaga teknikal support di kantor pusat.
"Aih kau naik ketinggian paijo!" Itu panggilan akrab Yono ke Bagas.
"Kenapa gitu mas?"
"Ngapain gua ninggaiin Jakawta dan mewantau ke Pekanbawu? Cobak wu pikiu?"
"Hmm, yg paling masuk akal masalah hutang kali ya? Apa tebakanku benar, Bang?"
"Anjing, memang kau bangsat. Iya gua mewantau kawna mau kabuw daii debt kowektow. Ya udah, sukses wah kau disana. Jangan mawing-mawing wagi kewjamu, paijo!"
"Aduh sayang sekali kalau begitu. Baik terima kasih Mas Yono. Pokoknya kalo butuh sesuatu jangan segan kabarin aja."
"Anjing, kayak mau minjamin gua duit aja gaya wu. Hahaha. Ok ok nanti gua kabarin lagi kaok gua udah bewubah pikiwan. Semoga sukses, Gas." Sahut Yono sebelum menutup telfon.
-----
Begitulah harusnya senior. Tidak saling menjatuhkan hanya karena persaingan kerja. Tapi saling support dan menjaga persahabatan. Dan junior juga harus tahan caci maki senior, tanpa perlu dendam. Karena ketika kita sudah tidak dalam instansi yang sama kita hanyalah dua orang manusia yang setara. Lebih baik nambah teman daripada nambah musuh. Benar kan?Â
-----