Mohon tunggu...
Thomy Satria
Thomy Satria Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menulis cerpen, dan lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ta'aruf Pendosa

2 November 2024   19:07 Diperbarui: 10 November 2024   19:03 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sepertiga malam Vino berdo'a: "Ya Allah, bukan penolakan yang terjadi sampai tiga kali ini yang membuatku sendu. Tapi Engkau ya Allah. Bermain tangan dengan kesulitan-kesulitan sebelum mendatangkan kemudahan. Ini bukan kali pertama Engkau mempersulitku, sehingga aku sudah mengerti cara-Mu ber-skenario dalam hidupku. Aku hanya ingin menyeru padaMu ya Allah."

Kali ini Vino mulai terisak pasrah: "Aku ikhlas, aku ridho dengan ketetapanMu padaku. AnugerahMu terlalu agung, sehingga sudah cukup jadi penghalang dari jatuh ku kedalam perangkap keluh kesah meratapi kesedihan. Aku hanya ingin berlindung dari amarahMu; karena yang aku tau; diriku ini hanyalah hamba penuh dosa yang selalu dihantui ketakutan akan murkaMu. Ya Allah, aku sudah siap menikah. Aku ingin mendapatkan istri dengan jalur ta'aruf yang sesuai syariatMu. Sekalipun kali ini Engkau datangkan wanita yang buta, bisu, tuli, atau dengan kecacatan yang lebih berat lagi. Aku nyatakan padaMu aku sudah siap menerimanya dengan suka rela dan senang hati."

---

Vino, pria mapan berusia 33 tahun. Mantan playboy bejat itu sudah melajang selama 5 tahun. Meninggalkan drama pacaran sejak putus dari Tiara, mantan terakhirnya.

Bukan karena Tiara wanita yang spesial juga. Tapi ada satu peristiwa yang membuat Vino akhirnya menyadari akibat destruktif dari perilaku manipulatifnya dalam bercinta.

Siang itu seorang gadis cantik berkerudung, sedang berbicara empat mata dengan Vino di ruang kerjanya. Gadis itu berdiri dan Vino berlutut. Fika, asisten Vino hanya bisa mengintip dari balik dinding kaca; terhalang tirai yang sedikit terbuka; tanpa bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas.

"Pantas saja web series di channel youtube nya mengangkat tema anak remaja yang jatuh cinta sama om-om ya? Bayangkan bagaimana jadinya jika netizen tau pemilik channelnya dulu adalah si om-om itu?" ancam Neyna dengan sinis.

"Neyna ..."

Ucapan Vino segera di sela Neyna; menegaskan dia belum diberi kesempatan untuk menjawab. 

”Kau itu ...” kali ini Neyna menghela nafas lebih dalam. Dia benar-benar ingin berteriak dengan bentakan yang akan menghancurkan pria hina di hadapannya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun