Sejak awal memimpin Tapanuli Utara, Nikson Nababan sudah mencanangkan Tapanuli Utara sebagai Lumbung Pangan di Sumatera Utara. Itu sebabnya,Bupati Nikson Nababan langsung focus membangun infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi di Tapanuli Utara. Beratnya medan di Tapanuli Utara yang memang topografi lahannya di dominasi pegunungan dan lembah menjadi tantangan tersendiri bagi Bupati Nikson Nababan.
Karena Topografi Tapanuli Utara yang banyak di dominasi perbukitan dan lembah, membutuhkan biaya yang besar untuk membangun infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi. Itu salah satu penyebab daerah Tapanuli Utara selama ini masih tertinggal infrastruktur jalan, jembatan dan irigasinya, bahkan infrastruktur listriknya di waktu yang lalu masih banyak yang belum teraliri listrik tetapi sekarang sudah hampir semua terang benderang (tinggal beberapa titik lagi, tahun ini direncanakan tuntas semua).
Bupati Nikson Nababan sadar, bila ingin memajukan pertanian, infrastruktur jalan dan irigasi harus bagus dan layak. Tujuannya agar daerah-daerah pertanian aksesnya mudah dijangkau oleh alat transportasi. Bila daerah-daerah pertanian bisa di akses alat transportasi dengan mudah, tentu hasil-hasil pertanian lebih mudah diangkut ke daerah daerah perkotaan sebagai user (pengguna) hasil-hasil pertanian. Bila hasil pertanian mudah dijangkau alat transportasi diharapkan harga komoditi pertanian di tingkat petani meningkat. Bila harga ditingkat petani lebih baik, maka otomatis pendapatan dan kesejahteraan petani bisa lebih baik dan meningkat.
Inilah yang dikerjakan oleh Bupati Nikson Nababan selama tujuh (7) tahun kepemimpinannya. Kampung-kampung terisolasi di buka akses jalan baru dengan alat-alat berat milik pemkab. Jalan-jalan menuju daerah-daerah pertanian dikoneksikan dari satu desa ke desa lain, dari satu kecamatan ke kecamatan lain bahkan akses baru menuju kabupaten baru di buka dan jalan yang sudah terbuka ditingkatkan kualitas jalannya menjadi jalan hotmix sehingga hampir semua daerah kini sudah terbuka.
sumber foto: Facebook/KRA.Drs.Nikson Nababan Msi
Sejak tahun 2014 hingga tahun 2020, data yang sudah tercatat ada pembangunan jalan hotmix sepanjang 289,45 km, Lapen 321,80 km, Rabat Beton 567,34 km, Telford 882,37 dan jembatan sebanyak 81 unit. Pembangunan jalan ini kebanyakan diarahkan ke desa-desa.
Bila kita telusuri kini Tapanuli Utara sudah banyak perubahan infrastruktur jalan dan jembatannya. Prinsip dari Bupati Nikson Nababan adalah memajukan desa dan kampung-kampung, "Desa Maju, Kota Maju, Desa Maju, Indonesia Kuat". Nah, ciri khas desa maju itu ya terbuka akses jalan, listrik masuk desa, otomatis pertanian meningkat, kesehatan dan pendidikan mudah terjangkau ke perkotaan.
Dalam memajukan desa-desa di Tapanuli Utara, Bupati Nikson Nababan bahkan memerintahkan Dinas Pertanian untuk membuka lahan-lahan tidur yang selama ini tidak produktif. Dinas pertanian memberikan pengolahan lahan gratis kepada petani. Menurut Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Utara, Bpk Sey Pasaribu, dari tahun 2014 hingga tahun 2020, lahan masyarakat untuk pertanian telah dikerjakan secara gratis oleh Dinas Pertanian Taput seluas 3.948 hektar. Syaratnya adalah Masyarakat cukup memberikan pengajuan lahan yang mau di buka dan komoditi apa yang mau ditanam kepada PPL, lahan-lahan itu pasti di olah sebanyak 2 kali hingga layak tanam oleh petani. Bahkan Bupati Nikson Nababan berulangkali mengatakan bila PPL tidak memberikan tanggapan atas pengajuan itu, bisa langsung diajukan kepada Bupati secara langsung. Nomor kontak Bupati terbuka untuk umum, bila tidak punya, bisa langsung mengadu lewat media social yang dimiliki oleh Bupati sendiri.
Sumber foto: Facebook/KRA.Drs.Nikson Nababan Msi.
Program-program pertanian yang dijalankan selama ini di Tapanuli Utara nyata berhasil dan menurut Bapak Sey Pasaribu (Kadis Pertanian), tahun 2020, meski di masa pandemic covid 19, Sektor pertanian mampu memberikan sumbangsih diatas 40 persen terhadap Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) Tapanuli Utara. Capaian ini tentu sejalan dengan Visi Misi Bupati Nikson Nababan yang mencanangkan Tapanuli Utara sebagai Lumbung Pangan.
Selain soal infrastruktur pendukung, pengolahan gratis, tentu dinas pertanian Tapanuli Utara juga terus memacu dirinya untuk meningkatkan keahlian terutama dalam penanganan-penanganan soal Hama dan Penyakit Tanaman. PPL-PPL terus diedukasi agar terus turun ke lapangan membantu petani untuk mengamati, melihat dan tentu mencari solusi bagi setiap permasalahan yang dialami petani. Bibit-bibit unggul juga terus disiapkan dan sebisa mungkin pengadaan dan penangkarannya di dorong agar ada di Tapanuli Utara. Saat ini penangkaran Bibit Kentang bersertifikat sudah hadir di Siborong-borong. Penangkar bibit bawang merah juga sudah hadir di Muara dan berbagai komoditi lain sudah hadir di Tapanuli Utara.
Yang menarik, Bupati Nikson Nababan menginginkan ada cluster-cluster komoditi pertanian di Tapanuli Utara. Tujuannya untuk memudahkan penanganan dan pemasarannya. Semisal Nenas di daerah Sipahutar, Pisang di Pahae, Jagung  di Pangaribuan dan Garoga, Hortikultura di Siborong-borong, Bawang dan Mangga di Muara, Kacang di Sipoholon dan lain sebagainya.
Bupati Nikson Nababan juga tidak hanya mendorong peningkatan di sector produksi komoditi pertaniannya, tetapi juga memperhatikan pasca panennya, seperti adanya Pasar Lelang untuk komoditi pertanian. Pemerintah juga menjaga Harga Eceran Terendah agar petani jangan sampai rugi.
Untuk mendukung program Tapanuli Utara sebagai Lumbung Pangan, Bupati Nikson Nababan juga tak kenal lelah melobi lobi kementrian untuk mendapatkan kucuran anggaran yang banyak untuk Tapanuli Utara. Setiap tahun Alsintan banyak dibagikan ke petani-petani di Tapanuli Utara. Pemkab Taput juga rutin menganggarkan pembelian Traktor Besar untuk menambah jumlah Traktor milik Pemkab yang akan digunakan untuk membantu mengolah lahan petani secara gratis.
Berbagai usaha yang dilakukan oleh Pemkab Taput di bawah kepemimpinan Bupati Nikson Nababan pelan-pelan sudah memperlihatkan hasilnya. Yang tadinya banyak komoditi di Taput yang mengalami minus kini sudah surplus. Sumbangan Sektor Pertanian tahun 2020 yang sebesar 46 persen terhadap PDRB Tapanuli Utara membuktikan progress menuju Lumbung Pangan. Maju Terus Pertanian Tapanuli Utara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H