Tanggal 22 Januari 2021, saya berkunjung ke Desa Simataniari, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara untuk berbincang dengan para petani Kemenyan (Haminjon). Mungkin di antara kita sudah banyak yang pernah mendengar kata Kemenyan. Biasanya banyak yang mengaitkannya dengan hal-hal berbau mistis karena biasanya kemenyan dibakar sebagai bagian dari ritual. Perlu diketahui, kemenyan adalah salah satu pohon endemic yang ada di Sumatera Utara.
Kemenyan atau Haminjon(styrax parallelone urum) biasa disebut orang Batak. Kemenyan adalah tanaman kebanggaan orang Batak terutama yang berdomisili di kawasan Humbang Hasundutan (Kec. Pollung, Parlilitan, Dolok Sanggul dan Sijamapolang), Tapanuli Utara (Parmonangan, Pahae dan Sipahutar), Kabupaten Toba (Borbor).
Pohon kemenyan (haminjon) menghasilkan getah yang disebut benzoin dan getah ini baunya harum itu sebabnya dipakai untuk parfum, industry kosmetik, antiseptic, campuran rokok, bahan pengawet dan ekspektoran. Selain itu, Haminjon (kemenyan) dipakai dalam upacara ritual-ritual aliran kepercayaan.
Luas lahan yang dimiliki oleh petani Kemenyan (Haminjon) di desa Simataniari Kecamatan Parlilitan masih tergolong luas, minimal setiap orang masih memiliki 2 hingga 10 hektar lahan kemenyan. Tetapi sayang, pohon-pohon kemenyan yang ada di desa simataniari, Parlilitan sudah tergolong usia tua dan kebanyakan sudah berusia diatas 70 tahun. Dan seharusnya sudah diremajakan kembali.
Lamanya usia mulai panen yaitu di atas 15 tahun baru bisa di sige( di deres, istilah di pohon karet) membuat petani jaman sekarang enggan untuk meremajakan perkebunan pohon kemenyan mereka. Selain karena lama, jenis tanaman lain seperti cabai dan kopi yang hasilnya bisa lebih cepat dipanen juga salah satu yang membuat pohon kemenyan lama kelamaan ditinggal oleh petani dan tinggal berharap dari sisa pohon yang masih ada.
Mengetahui keadaan seperti itu, PT Toba Pulp Lestari, Tbk yang beroperasi di Sumatera Utara ingin terus mendorong masyarakat untuk tetap bertanam pohon kemenyan, karena tanaman ini punya sejarah panjang di daerah Tapanuli dan merupakan tanaman endemic terutama di daerah Tapanuli. Toba Pulp Lestari melalui Divisi Corporate Development (CD/CSR) mereka melakukan pendampingan kepada para petani untuk melakukan peremajaan (penanaman kembali) kemenyan (Haminjon).
Adapun bentuk kerjasama (pendampingan ) yang dilakukan oleh Toba Pulp Lestari terhadap petani kemenyan (haminjon) adalah dimulai dengan Kelompok Tani Hutan Marsada yang terdiri dari 20 KK di desa Simataniari Kecamatan Parlilitan, Humbahas, Sumut. Dimana Kelompok tani ini dibentuk agar memudahkan koordinasi dan pengawasan. Dalam hal ini, pihak Toba Pulp Lestari membantu kelompok tani mulai dari pembibitan (penyediaan polybag, media pembibitan, pelindung) dan pupuk hingga penanaman.
Menurut Yessy Panggaben, staf CD/CSR Pt Toba Pulp Lestari, Tbk sector Tele. Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk mendorong para petani kemenyan (haminjon) agar tetap semangat untuk meremajakan pohon kemenyan sekaligus melestarikan pohon kemenyan di daerah Tapanuli karena kemenyan punya sejarah dan merupakan tanaman endemic di sumatera utara.
Pihak TPL juga bekerja sama dengan dinas pertanian dan dinas kehutanan terkait agar peremajaan yang dilakukan oleh petani bisa baik hasilnya. Bibitnya yang berkualitas dan tingkat persentase kehidupannya tinggi. TPL juga menyerahkan kepada petani untuk memilih kecambah dari pohon saja yang punya getah banyak. Menurut ibu Yessy panggabean, hanya petani yang mengetahui pohon milik mereka yang memiliki getah yang banyak.
Kita berharap, pendampingan yang dilakukan oleh pihak Toba Pulp Lestari ini akan membawa dampak yang baik bagi petani kemanyan (Haminjon) di desa Simataniari Kecamatan Parlilitan khususnya, umumnya petani kemenyan di Tapanuli.
Sebagai informasi, pohon kemenyan hanya panen sekali setahun. Cukup lama, tetapi memang, biaya untuk bertanam pohon kemenyan tidak terlalu besar. Saat ini, harga ditingkat petani Rp 300 ribu per kg. Perawatannya juga tidak terlalu susah, cukup hanya membersihkan rumput dan semak 1-1,5 meter diameter dari pohon. Jarak tanam yang baik 3 x 4 meter.
Di desa Simataniari Kecamatan Parlilitan, penghasilan utama adalah dari tanaman kemenyan. Desa yang dihuni 120 KK ini semua memiliki tanaman kemenyan minimal 2 hektar. Selain itu, di desa Simataniari, Parlilitan ini, cabai, kopi dan padi adalah jenis tanaman lain yang mereka tanam.
foto: dokpri
Salam Kompasiana.
Thomson Cyrus Siagian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H