Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Danau Toba, Cocok sebagai Work From Destination, Bisa Tetap Produktif karena Alam dan Budayanya

16 Januari 2021   13:55 Diperbarui: 16 Januari 2021   14:00 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 ini sudah setahun berlalu, kita banyak belajar kehidupan dari masa selama setahun ini. Banyak yang berubah dari pola hidup dan gaya hidup manusia. Mulai dari cara kerja, cara menikmati hidup, cara berkomunikasi dan cara bersosialisasi. Ekonomi dihantam Covid-19, dampaknya banyak usaha bangkrut dan puluhan juta orang kehilangan pekerjaan. Setahun berlalu, sepertinya solusi yang tepat untuk mengatasi pandemic ini belum ditemukan.

Tetapi hidup harus terus berjalan. Makan dan minum serta kebutuhan pokok lainnya tidak bisa berhenti. Artinya kita harus terus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, karena pemerintah tidak dapat menanggung semua masyarakat Indonesia.

Yang masih menjadi persoalan adalah bagaimana terus bisa produktif bekerja ditengah banyaknya peraturan yang harus dituruti dalam bekerja. Kita kalau beraktifitas menggunakan pesawat misalnya harus ikut test swab antigen. Di samping ada tambahan biaya yang ditanggung, ada masyarakat yang takut untuk test seperti itu karena tidak terbiasa, akhirnya mengurangi pergerakan, yang tentu bisa mengurangi produktifitas.

Masalah lain yang paling menakutkan dalam membangun usaha saat ini adalah rendahnya daya beli masyarakat. Apapun yang kita jual (kerjakan) sulit karena daya beli masyarakat yang sangat rendah tadi. Oleh sebab itu, pemerintah harus terus bekerja keras untuk meningkatkan paling tidak tiga hal, antara lain : 1) Konsumsi baik oleh pemerintah dan masyarakat agar perputaran uang di masyarakat semakin banyak. 2) Investasi, Pemerintah juga harus mampu mendorong investasi baru baik dari luar negeri ataupun dari dalam negeri, sebab bila tidak ada investasi baru, maka puluhan juta yang kehilangan pekerjaan selama covid-19 ini tidak akan tertampung belum ditambah dengan angkatan kerja baru yang terus bertambah, akibatnya nanti bisa timbul masalah social baru. 3) Eksport, Pemerintah harus mampu mendorong eksport. Eksport ini sangat penting untuk menjaga neraca berjalan. Pemerintah harus jeli melihat potensi Indonesia, produk apa yang bisa cepat di eksport. Maksimalkan para Dubes untuk menjadi sales produk-produk unggulan Indonesia.

foto : dokpri
foto : dokpri
Bila ketiga hal itu bisa terus di dorong dan ditingkatkan, maka kita bisa berharap pelan-pelan bisa bangkit kembali. Persoalannya adalah bagaimana caranya untuk menggenjot ketiga hal itu?

Pertama, Pemerintah harus terus bekerja keras untuk mengatasi masalah kesehatan. Bila vaksin adalah solusinya, maka fokuskan untuk secepatnya semua warga bisa terlayani dengan baik. Tentu protocol kesehatan harus terus kita jalankan dengan baik.

Pemerintah juga harus focus mendorong konsumsi agar perputaran uang secepatnya banyak di masyarakat. Belanja-belanja pemerintah harus secepatnya digelontorkan agar belanja-belanja modal dan kerja berjalan, dengan demikian ada uang berputar dan akibatnya daya beli meningkat. Pemerintah juga harus focus pada potensi yang ada, terutama bagaimana membantu sector pertanian, umkm dan ukm, sector pariwisata.

Kedua, Masyarakat harus terus diedukasi, bisa tetap bekerja tetapi protocol kesehatan itu harus menjadi factor utama. Kerja dari rumah yang selama ini dipromosikan, harus disosialisasikan metode kerja yang baru misalnya work from destination. Kerja dari daerah destinasi pasti bisa dikerjakan oleh berbagai jenis pekerjaan yang tidak mengharuskan di kantor.

Sebutlah misalnya, meeting-meeting pemkab yang biasanya dilakukan dikantor atau di Hotel, bisa diarahkan ke rumah makan yang dekat dengan destinasi wisata misalnya. Selain untuk melaksanakan protocol kesehatan, meeting di destinasi wisata alam bisa meningkatkan konsumsi pemkab yang bisa menjadi pendapatan bagi restoran atau rumah makan yang ada dilokasi destinasi wisata tersebut. Selain itu, publikasi kegiatan mereka bisa mereka share di medsos masing-masing, karena sudah hampir semua sekarang punya media social.

Dengan demikian tujuan yang bisa dicapai ada beberapa sekaligus. Pertama, konsumsi pemerintah berjalan. Kedua, Swasta mendapatkan penghasilan dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketiga, promosi destinasi wisata.

Nah, bila banyak tempat bisa melakukan hal seperti ini, pelan tapi pasti kita bisa bergerak dan bangkit.

foto : dokpri
foto : dokpri
Pihak swasta, seperti saya juga melakukannya. Saya usaha pengumpulan minyak jelantah untuk dieksport sebagai bahan baku biodiesel. Tadinya sumber minyak jelantah ini lebih banyak ditemukan di kota atau daerah yang banyak jumlah penduduknya. Sebab pemakaian minyak goreng biasanya linear dengan jumlah penduduk. Tetapi karena pandemic covid-19 banyak restoran atau rumah makan di kota kota yang tutup, terutama yang di pusat-pusat perbelanjaan (mall). Mengetahui itu, maka yang tadinya saya lebih focus di kota-kota besar, kini mengalihkan perhatian ke destinasi-destinasi wisata.

Setahun belakangan, saya lagi focus di kawasan danau toba. Saya masih bisa tetap bekerja dari destinasi ini,meski volume barang yang didapatkan belum sebesar yang di kota-kota besar. Danau Toba adalah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang sudah dijadikan Presiden Jokowi sebagai salah satu Super Prioritas unggulan Pariwisata Nasional. Oleh karena sudah masuk di kategori KSPN, maka pembangunan dan perhatian ke Danau Toba pasti akan lebih besar.

Oleh sebab itu, Di destinasi wisata Danau Toba saat ini saya berkegiatan (bekerja). Pertama, Karena potensi minyak jelantah di kawasan ini akan meningkat seiring meningkatnya nanti kunjungan wisata ke daerah ini. Kedua, Karena potensi usahanya bagus di daerah ini, maka kesempatan ini saya gunakan untuk membantu mempromosikan spot-spot wisata dan kulinernya. Karena bila kulinernya berkembang dan maju, maka potensi minyak jelantahnya akan meningkat dan itu meningkatkan bisnis saya.

Bekerja dari destinasi pariwisata di masa pandemic seperti ini adalah peluang bagus, terutama yang bisa bekerja dengan menggabungkan media social dalam kegiatannya seperti pedagang, salesman, marketing dan wiraswasta. Yang paling cocok bekerja dari destinasi wisata tentulah para influencer. Di samping bisa memiliki konten-konten yang bagus, dia juga bisa meng-influnce para pengikutnya untuk terus produktif dan bekerja dengan baik.

Work from destination mendorong kita untuk terus kreatif dan bisa membantu pihak lain untuk bangkit sekaligus mempromosikan tempat-tempat wisata di daerah yang kita kunjungi. Siapapun bisa bekerja dari destinasi wisata, tergantung seberapa kreatifnya dia melihat potensi yang ada menjadi peluang usaha.

Masalah pandemic covid-19 mungkin masih belum bisa kita harapkan untuk cepat teratasi dengan baik. Karena hidup harus terus berjalan, maka yang terbaik adalah terus bekerja dengan kreatif sembari melakukan protocol kesehatan. Bekerja dari destinasi wisata adalah salah satu pilihan untuk saling membantu bangkit.

Danau Toba adalah salah satu destinasi wisata yang sangat cocok untuk dipilih sebagai Work From Destination. Karena Danau Toba mengandalkan keindahan wisata alam dan sangat cocok untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan karena masih bisa jaga jarak. Keindahan alamnya bisa membuat kita banyak memperoleh inspirasi dan ide. Selain itu, jaringan internet dan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk bekerja sudah tersedia disekitar sini. Restoran-restoran sudah ada WiFi nya. Hotel dan penginapan juga sudah banyak. Jadi sangat cocok deh.

Tetap semangat Indonesia. Salam kompasiana.

Notes : tulisan ini saya tulisankan di Toba Tio, Caf & Resto yang berada di Sibolahotang, Balige, Kabupaten Toba, Sumut. Di Pinggir Danau Toba. Restoran ini, menu nusantara, menghadap langsung ke Danau Toba, view nya bagus. Tersedia live music, ada juga ruang meeting untuk 20 orang di lantai 3. Ada Rooftop nya juga menghadap ke Danau toba di lantai 2. Tersedia Mushola bagi pengunjung muslim. #recommended

Regards

Thomson Cyrus Siagian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun