Selalu ada cerita menarik dalam setiap perjalanan kesuksesan suatu usaha. Begitu juga yang saya temukan dengan usaha ayam kampong Ibu Kurniara Simanjuntak di desa Si Marta Toba, Pangombusan, kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Sumut. Mungkin nama kecamatan tempat berdomisili ibu kurniara simanjuntak ini masih asing di telinga kita apalagi nama desa nya. Itu sebabnya cerita ini semakin menarik.
Usaha ternak ayam kampung ibu Kurniara Simanjuntak ini sedikit agak unik karena pakannya adalah maggot. Apa itu maggot? Maggot merupakan larva lalat Black soldier Fly (BSF) atau biasa disebut Lalat Tentara Hitam. Akhir-akhir ini Maggot ini sudah sangat digemari oleh para peternak ikan di darah jawa, penyebabnya adalah Maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan oleh ikan dan ternak ayam misalnya dan pembudidayaan maggot ini juga mudah dan membutuhkan waktu yang relative singkat, hanya 12 hari sudah bisa panen.
Maggot bisa dihasilkan oleh siapa saja dan di daerah mana saja karena Maggot hidup dari sampah organic yang dihasilkan oleh sampah rumah tangga seperti buah dan sayur yang sudah tidak layak konsumsi manusia lagi (busuk dan tidak fresh lagi).
Yang menarik adalah Ibu Kurniara Simanjuntak belajar dari Youtube untuk membuat Maggot dimulai sejak bulan November 2019. Usaha ini bermula dari rasa penasaran ibu Kurniara Simanjuntak akan Ayam kampung peliharaanya yang menurutnya saat itu susah bertumbuh dan lama besar. Maka didapatlah di youtube bahwa maggot adalah salah satu pakan ternak ayam yang protein tinggi dan berkualitas. Tak lama sesudah itu, mulailah ditangkap mereka Lalat Tentara Hitam, dimulai dengan beberapa ekor dan awalnya tidak langsung bisa bertelur. Terus dicoba dan dicoba sampai akhirnya bisa berhasil bertelur, lalu kemudian berubah menjadi larva. Larva itu dibudidayakan dimedia ember terbuka dengan media makanan seperti perut dan sisik ikan mujahir, buah yang tidak layak konsumsi lagi, juga sayur yang tidak layak konsumsi juga.
Bermula dari sana, Ibu Kurniara Simanjuntak berhasil menghasilkan Maggot. Keberhasilan Ibu Kurniara Simanjuntak menghasilkan maggot diikuti dengan keberhasilannya beternak ayam kampong. Awalnya ternak ayam kampong Ibu Kurniara Simanjuntak dimulai dari 16 ekor.
Pengalaman ibu Kurniara Simanjuntak ini layak dibagikan sebagai sebuah cerita sukses. Berawal dengan membudidayakan maggot dari beberapa ekor, kini lalat tentara hitam (BSF) yang dipelihara ibu Kurniara simanjuntak ini sudah ratusan ribu ekor bahkan mungkin hingga jutaan ekor. Nanti bisa ditonton di youtube channel saya : Thomson Cyrus.
Pertama, Maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas sehingga sangat baik untuk pakan ikan dan ternak ungags utamanya ayam. Menurut pengalaman ibu Kurniara simanjuntak, telur ayam kampong yang pakannya maggot sangat bagus, putih telurnya sangat kental itu artinya proteinnya sangat tinggi. Selain kualitas telur ayam kampong yang dihasilkan dengan pakan maggot bagus, daya tahan ayam kampong terhadap penyakit juga sangat bagus. Masih menurut cerita ibu kurniara simanjuntak, sejak ayam kampong yang dipeliharanya memakan pakan maggot, ayam kampong peliharaannya tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dialami oleh peternak lainnya.
Kedua, Maggot tidak berbau, justru bau dari sampah organic itu diolah maggot menjadi tidak berbau. Itu sebabnya aman dilakukan disekitar rumah tinggal dan tidak berbahaya bagi anak-anak. Artinya budidaya maggot tidak menimbulkan atau mendatangkan sumber penyakit baru.
Ketiga, Budidaya maggot sangat ramah lingkungan. Sebab makanan larva maggot itu adalah sampah organic yang dihasilkan dari rumah tangga. Justru budidaya maggot ini menyelamatkan lingkungan dari sampah organic yang nantinya akan berubah jadi bau busuk dan dapat merusak lingkungan sekitar. Saat ini Ibu Kurniara Simanjuntak memanfaatkan limbah pasar Porsea berupa perut dan sisik ikan mujahir, buah dan sayur yang tidak layak konsumsi. Rata-rata setiap hari ibu Kurniara Simanjuntak memanfaatkan 50 kg sampah organic dari pasar porsea, kabupaten toba. Itu artinya sama dengan 1,5 ton setiap bulan dimanfaatkan ibu kurniara sampah organic pasar. Dan itu bisa mengurangi pencemaran lingkungan hidup. Bayangkan bila setiap kecamatan ada beberapa orang seperti ibu kurniara, tentu sampah-sampah organic yang dihasilkan restoran, hotel, rumah sakit bisa teratasi dengan baik.
Keempat, Selain untuk pakan ternaknya sendiri, Ibu kurniara simanjuntak juga bisa menjual telur BSF nya. Sebagai catatan, setiap satu ekor BSF bertelur menghasilkan 800 hingga 1200 butir telur dan itu bisa dijual per gram. Selain telurnya, larva dan maggotnya juga bisa di jual ibu kurniara. Dari telur hingga maggot untuk pakan membutuhkan waktu 12 hari. Bila diatas 12 hari, sudah berubah menjadi vuva yang hari ke empat belas sudah menjadi lalat BSF.
Kelima, Lalat BSF yang sudah bertelur akan mati. Dan lalat BSF yang sudah mati inipun masih bisa digunakan langsung sebagai pakan ternak. Artinya semua proses pembudidayaan maggot ini berguna.
Dari membudidayakan maggot ini, ibu Kurniara Simanjuntak sukses beternak ayam kampong. Berawal dari 16 ekor di bulan November tahun 2019, kini ternak ayam kampong ibu kurniara simanjuntak sudah ratusan ekor dan setiap bulan sudah bisa menjual rata-rata 50 ekor ayam kampong siap potong. Selain menjual ayam kampong yang siap potong, ternak ayam kampong kurniara juga sudah menghasilkan telur ayam kampong 40 hingga 50 butir per hari. Kita bisa tinggal hitung berapa per bulan penghasilan ternak ayam dan budidaya maggot ibu kurniara simanjuntak.
Penghasilan ini mungkin tidak bisa dibandingkan dengan usaha orang yang lebih besar, tetapi sebagai suatu usaha yang dimulai dari nol dan pengetahuan pembudidayaan maggot juga nol, dan berdomisili di kampong-kampung, usaha ibu Kurniara Simanjuntak ini sudah bisa kita simpulkan sukses.
Nah, kesuksesan ibu kurniara simanjuntak beternak ayam kampong dan membudidayakan maggot ini tidak datang begitu saja. Berkat ketekunannya mempelajari budidaya maggot dari youtube, maka dia pun berhasil melakukan usaha ini. Kini ibu Kurniara Simanjuntak juga sudah membina puluhan peternak dan pembudidaya baru di Kabupaten Toba.
Kesuksesan Ibu Kurniara Simanjuntak juga di perjalanan usahanya, ternyata mendapat dukungan dari perusahaan PT Toba Pulp Lestari, Tbk yang melakukan pendampingan kepada  ibu Kurniara. Pihak Toba Pulp Lestari yang beroperasi di Sosor Ladang, Porsea, tidak jauh dari domisili ibu Kurniara melakukan beberapa bantuan seperti bantuan ember untuk media budidaya maggotnya, jarring untuk kandang ayam kampungnya, juga membuat spanduk usaha ibu Kurniara.
Selain manajemen pembukuan, pihak Toba Pulp Lestari juga melakukan pendampingan berupa penjaminan ke bank untuk mendapatkan pinjaman dalam rangka mengembangkan usaha ini.
Sebagai catatan, Cerita sukses ibu Kurniara ini sudah saya videokan di Youtube Channel saya: Thomson Cyrus sekitar 2 bulan yang lalu, hingga kini sudah ditonton hampir 350 ribu kali dan masih terus ditonton.
Salam kompasiana.
Follow Instagram saya : @thomsoncyrus74
Silahkan menonton video selengkapnya di youtube channel saya : Thomson Cyrus
Regards
Thomson Cyrus Siagian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H