Karena kalau kita memperhatikan Golkar, meski banyak banget masalah selama ini, bahkan Kader-Kader Partai Golkar lah yang sebenarnya berada di Hanura. Kader Partai Golkar lah yang mendirikan Partai Gerinda (Prabowo Subianto). Kader Partai Golkar lah yang mendirikan Partai Nasdem (Surya Paloh). Kader Partai Golkarlah yang mendirikan Partai Berkarya (Tommy Soeharto). Meski sudah terpecah dengan mendirikan beberapa Partai, namun basis massa Partai Golkar masih terus berada diatas 10 persen. Ini modal yang sangat kuat.
Namun kita, belum menemukan Tokoh-tokoh Golkar sekuat Akbar Tandjung, Cosmas Batubara, Theo Sambuaga, Oetojo Oesman, Fahmi Idris, Sarwono Kusumaatmadja yang dimasanya mereka tahan banting dan mereka terlahir sebagai politisi ulung.
Beda dengan petinggi-petinggi Partai Golkar saat ini yang lebih banyak digerakkan oleh Pengusaha-Pengusaha sukses. Mungkin setiap pengambilan keputusan di Partai Golkar saat ini sudah lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan saudagar-saudagar besar yang kini tidak bisa dilepaskan dari elit-elit partai Golkar. Kader-kader yang dibesarkan oleh organisasi sayap sudah kalah bersaing dengan para saudagar yang ada di tingkat elit Partai Golkar saat ini. Sehingga, Orientasi Partai Golkar mungkin bukan lagi sebagai perpanjangan perjuangan orang-orang yang berkarya. Tetapi sudah lebih di dominasi oleh pedagang.
Dan pada akhirnya, keputusan-keputusan yang diambilpun kemungkinan besar banyak diperdagangkan seperti bagaimana merekrut Pengurus Partai mulai dari DPD II, DPD I hingga DPP, kemungkinan dipengaruhi oleh seberapa besar deal-deal dagangan itu ditentukan. Ini bisa menjadi refleksi bagi Partai Golkar.
Dulu sempat muncul Pemimpin seperti Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta. Tapi kini, tidak terlalu bisa bersaing di level nasional.
Partai Golkar masih kesusahan menghasilkan Kader yang bagus kualitasnya. Mungkin Partai Golkar akan kembali nanti merekrut dari Militer tahun 2024. Tetapi siapa? Mari kita lihat di masa depan.
Salam kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H