Kedua, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Akibat besarnya kepentingan dan tekanan mafia di bidang Energi dan Migas, Jokowi membutuhkan Menteri yang memiliki integritas kuat, berani dan tentu juga memiliki pengetahuan yang cukup untuk me-manage ESDM. Ignasius Jonan kemungkinan besar akan dipindah ke BUMN.Â
Archandra Tahar, kemungkinan besar masih dipakai sebagai Wakil Menteri ESDM. Mengapa Adian Napitupulu? Sebab, pengalaman dia yang berada di Komisi VII membidangi Energi, diyakini sudah memiliki mapping akan potensi dan masalah di bidang energi kita.Â
Pun demikian, Jokowi ingin memiliki Menteri yang cukut berintegritas, berani dan cukup cepat bekerja. Ignasius Jonan telah meletakkan pondasi yang kuat, Adian Na70 diyakini mampu menjadi benteng yang kokoh untuk Jokowi agar sektor energi ini tidak menjadi bancakan para mafia Migas.
Ketiga, Juru Bicara Presiden. Johan Budi yang selama diangkat sebagai Juru Bicara Presiden kini sudah menjadi anggota DPR dan sepertinya kedudukan Johan Budi selama ini tidak terlalu dominan seperti apa yang dia lakukan saat menjadi Jubir KPK.Â
Bahkan belakangan, Ali Mohtar Ngabalin jauh lebih dominan berbicara atas nama Istana dibanding Tim Komunikasi Presiden misalnya padahal dia hanya Deputi IV Kantor Staf Presiden.
Jokowi diyakini membutuhkan Juru Bicara yang handal dan Adian Na70 memiliki segala kualifikasi untuk itu. Sudah terbukti selama ini, meski Adian Na70 hanyalah anggota DPR dari PDIP, bukan Ring Satu Istana, tetapi Adian Na70 mampu menjabarkan kinerja Jokowi selama ini dengan lugas, tidak blunder dan tentu tidak hoax. Jokowi membutuhkan segala kapasitas yang dimiliki oleh Adian Na70 untuk memuluskan kinerja Jokowi 5 tahun yang akan datang.
Itulah beberapa posisi yang cocok buat Adian Na70 dalam Kabinet Kerja jilid 2.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H