Kita berharap cara pandang kita sama dengan Presiden, bahwa bu Susi berhasil di KKP. Tetapi yang saya katakan adalah seandainya. Karena Presiden lah pengguna para menteri ini sebenarnya, jadi Jokowi paham benar, mana menteri yang produktif dan mana yang biasa saja.
Keempat, Jokowi sesungguhnya selama 5 tahun ini banyak mengajak berbagai kalangan untuk berdiskusi tentang berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Saat diskusi itulah momen-momen yang digunakan oleh Jokowi untuk merekrut mereka secara diam-diam dan tentu semua ada dalam catatannya.
Jokowi tinggal mengeluarkan catatan dan data yang dia miliki untuk mengisi kursi-kursi Menteri yang akan datang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi jangan terlalu banyak kasak-kusuk di bawah meja, karena itu tidak terlalu berpengaruh saat dirinya mengambil keputusan.
Pun tidak perlu memberikan tekanan dan bermanuver seakan mereka punya bargaining position yang lebih tinggi dibanding hak prerogatif presiden misalnya.
Kelima, Jokowi tidak akan banyak mengangkat Menteri yang populer. Karena tokoh-tokoh populer biasanya susah diatur. Jokowi tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Dia pasti belajar dari pengangkatan Rizal Ramli sebagai Menteri. Dan jangan kecewa misalnya jika Jokowi tidak mengangkat Mahfud MD dalam jajaran kabinetnya meski banyak yang mengharapkannya.
Menteri yang akan diangkat Jokowi pada Kabinet mendatang, saya yakini banyak berasal dari orang-orang yang tidak populer. Saya yakin Presiden Jokowi belajar dari pengangkatan Rizal Ramli yang populer itu sebagai menteri. Kebisingan yang diciptakan oleh RR saat itu, sangat mengganggu kinerja kabinet.
Jika kita ingin membedah lebih dalam lagi, masih banyak alasan mengapa tokoh-tokoh yang populer itu tidak akan banyak mengisi postur Kabinet Indonesia Kerja jilid 2 nantinya.
Lima (5) gambaran umum di atas, sudah cukup sebenarnya bagi kita untuk memahami dan bisa nanti menerima keputusan yang diambil oleh Presiden Jokowi! Dan tidak akan timbul lagi pertanyaan, mengapa tidak ini dan mengapa orang itu yang diangkat.
Sekali lagi, jika menteri Jokowi tidak akan banyak dari nama-nama yang sangat populer, jangan kecewa.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H