Dengan beroperasinya Tol Layang Jakarta-Cikampek, diharapkan dapat mengurangi beban dan bisa memperlancar arus kendaraan di Tol Japek .
Secara struktur Tol Layang Jakarta-Cikampek mampu dilewati oleh semua golongan kendaraan, namun dengan pertimbangan safety hanya digunakan untuk golongan I yaitu mobil kecil dan bus.Â
Tarif tol layang ini diperkirakan lumayan mahal. Badan Pengelola Jalan tol mengusulkan antara Rp 1700 hingga Rp 2 ribu per km artinya dengan panjang 36,4 km itu bisa bertarif Rp 61 ribu an hingga Rp 72 ribuan.Â
Sangat jomplang dengan tarif tol Jakarta Cikampek eksisting dimana dari Jakarta hingga keluar tol Karawang Barat saat ini untuk Golongan I sebesar Rp 12 ribu. Dan jika melihat perbedaan yang cukup mencolok itu, bisa saja nanti tol layang ini kurang diminati.Â
Kita bisa membandingkan saat ini dengan Tol Becakayu. Meski Tol Becakayu sudah setahunan beroperasi untuk beberapa ruas dari Jatisampurna hingga Jatinegara, tetapi Tol Becakayu lumayan sepi karena tarif seharga Rp 14 ribu dibandingkan dengan jarak yang sama dari Tol Japek, rute Halim ke Bekasi Barat seharga Rp 4.500.
Memang jika ditinjau dari waktu yang digunakan, dengan adanya Tol Layang Jakarta-Cikampek bisa menghemat 1 hingga 2 jam perjalanan.Â
Karena belakangan, jika volume kendaraan lagi padat di tol Jakarta-Cikampek. Bekasi ke Karawang bisa ditempuh 2 hingga 3 jam, padahal normalnya antara 45 menit hingga 1 jam dengan kondisi ramai lancar, tetapi jika macet waktu tempuh menjadi lebih lama dengan kecepatan kurang lebih 40 km.
Seandainya tidak cepat dibangun Tol Layang Jakarta-Cikampek ini diperkirakan Tol Jakarta Cikampek beberapa tahun ke depan tidak akan mampu menampung jumlah (volume) kendaraan yang melintas.Â
Itu bisa dipahami dengan pertumbuhan industri (pabrik) mulai dari Bekasi, Cibitung, Cikarang, Karawang hingga ke Cikampek dan Purwakarta. Hingga kini, sudah puluhan ribu berdiri pabrik di kawasan tersebut.
Akibat dari banyaknya pabrik berdiri di sepanjang tol Japek, diikuti dengan banyaknya dibangun perumahan-perumahan baru dan apartemen sekarang yang berdampak kepada pertambahan jumlah penduduk.Â
Karena jumlah penduduk bertambah otomatis bertambah kebutuhan dasar manusia seperti bangunan fasilitas pendidikan (sekolah) dan kesehatan (klinik, rumah sakit, dll) di sana. Semuanya akan bermuara kepada meningkatnya jumlah kendaraan pribadi dan juga kendaraan niaga dan tugas pemerintah untuk mengantisipasi itu.