Memang selama ini kita tahu ada Tim Komunikasi Presiden yang di dalamnya ada Johan Budi sebagai Juru Bicara Presiden, dimana seharusnya tim inilah yang pertama kali mencounter serangan - serangan yang ditujukan ke pemerintah sebelum sampai ke area bek dan kiper.
Nyatanya kita tidak menemukan Makalele atau Ngolo Kante dalam diri Tim Komunikasi Presiden  dan tidak cukup tangguh untuk mengatasi  serangan-serangan yang dilancarkan kubu lawan. Menyadari itu, Presiden sebagai tim Juara tidak mau dipermalukan. Dia mengincar seorang pemain yang potensial, dimana sejak Pelantikan Jokowi JK, tidak pernah lagi dimainkan, meski sebenarnya dia sangat bugar dan fit.
Tim pencari bakat Jokowi segera merekomendasikan pemain jangkar, Ali Mochtar Ngabalin. Pemain ini komplit, bisa dimainkan sebagai gelandang bertahan, tetapi jika diperlukan, dan tim merasa mentok dalam menggolkan segala informasi kehebatan gol Nawacita Jokowi, maka sewaktu waktu Ali Mochtar Ngabalin mampu dimanfaatkan sebagai penyerang lobang yang handal.
Lihatlah misalnya dia mencounter serangan-serangan hebat dari tim lawan. Saat Amin Rais sibuk menyerang divestasi freeport, Ali Mochtar Ngabalin, cukup mengatakan, "Hei Pak Tua, hati-hati bicaranya!" setelah itu, AR mereda! Bung ali sebut AR sebagai Pak Tua aja, dia sudah terdiam sesaat.
Lalu kemudian serangan kembali dilakukan AR, muncullah Ali Mochtar Ngabalin sebagai penyerang lobang. AMN berpikir, ini tidak cukup hanya di counter, maka dia maju sebagai penyerang, mengubah strategy, pertahanan terbaik adalah menyerang!
Lalu dia berkata, "PAN adalah pengkhianat!" dia ada dalam koalisi tetapi saat diminta bicara tentang masa depan bangsa dan negara ini, PAN tidak mau. PAN hanya mau kursi Menterinya saja, tetapi tidak mau duduk bersama untuk kepentingan bangsa, sekali lagi dia berkata, PAN pengkhianat. Itu serangan balik lewat lobang kecil yang tersedia dan tentu saja gol. PAN kikuk! Hingga kini bingung, mau mundur apa mau oposisi!
Keberadaan Ali Mochtar Ngabalin (AMN) di tim juara Jokowi ibarat Paul Pogba dalam tim Juara Piala Dunia tahun 2018, Prancis. Pogba sangat tenang bermain, bahkan membosankan, tetapi di saat yang tak terduga dia muncul memberikan umpan - umpan jitu yang bisa menghasilkan gol dan itu vital buat kemenangan Prancis.
Ali Mochtar Ngabalin juga sama, dia bukanlah Menteri Sekretaris Negara, dia hanya diselipkan di Deputi IV KSP. Tetapi jsutru disitu keleluasaan AMN. Mata tidak pernah tertuju kepadanya sebab dia bukanlah Menteri, KSP atau Juru Bicara PResiden, tetapi dia bisa berlari kemana-mana untuk mencuri bola (isu) lalu dia olah, bahwa kemudian dia mau tendang bola itu ke pihak lawan atau justru mengoper ke timnya sendiri, itulah kelincahan dan kecerdasan yang dimilikinya dengan segala macam pengalamannya yang luar biasa itu.
Tahun 2018, Jokowi sudah menemukan rekrutan terbaiknya dalam diri Ali Mochtar Ngabalin untuk menutup celah-celah kelemahan itu, sehingga tim juara Jokowi dalam mengikuti pertandingan pilpres 2019 ini sangat siap dan sangat bugar.
Selamat buat Ali Mochtar Ngabalin. Jadilah seperti janji bung di hadapan Jokowi, "Semua akan kupertaruhkan demi kehormatan bapak!" itu dicatet masyarakat.
Salam kompasiana!