Kasus First travel bukanlah satu satunya usaha ( bisnis) yang didirikan dengan niat kurang baik. Mengapa ini saya sebut niat kurang baik? Sebab dari semua data yang ada mengatakan bahwa biaya umroh sebesar +- Rp 15 juta terlalu murah dan biaya minimal di seputaran 23 sampai 25 juta. Itu artinya, first travel mengalami kerugian minimal 5 juta rupiah per jamaah. Jika katakanlah yang sudah mendaftar itu berkisar 70 ribu jemaah itu artinya first travel harus rugi sekitar 350 miliar rupiah hanya dari selisih biaya yg harus dikeluar untuk memberangkatkan semua jemaah...belum dihitung gaji karyawan fisrt travel...fee agent...overhead kantor dan sebagainya.
Melihat fakta itu, pemilik first travel sadar betul bahwa usaha ini tidak mungkin berjalan lama. Itu sebabnya jika kita mengikuti fakta yang diungkap kepolisian dan PPATK, uangnya mengalir kemana mana dan itu sudah bisa dipastikan termasuk pencucian uang.
Melihat fakta itu, First travel dibangun dengan niat jahat.
Suatu usaha bisa terbentuk jika ada permintaan dan penawaran. Keduanya bertemu, lalu terjadilah transaksi. Problemnya terkadang banyak masyarakat yang tidak kritis, masih mudah tergoda dengan iming iming biaya murah tanpa dicerna dengan baik...masuk akal apa tidak?
Susah sebegitu susahkan mencari uang, sampai mampu menjual agama demi meraup uang. Bukan meraup keuntungan. Sebab sejak awal pemilik first travel sadar, bisnis ini tidak akan menguntungkan.
Mau diputar bolak balikpun, kaki ke kepala, kepala ke kaki, dalam bisnis tidak ada keuntungan sebesar itu kecuali judi ( kasino) dan penipuan.
Indonesia ini sangat kaya, sumber dayanya melimpah, banyak yang bisa dijadikan sebagai bisnis. Mengapa harus agama?
Di sekitar anda pasti banyak yang bisa dijadikan usaha, hanya perlu kejelian, diperlukan kreatifitas, kerja keras dan tentunya harus fokus.
Jadilah manusia yang sederhana, jangan hidup hedonis, takutlah akan Tuhan Sang Pencipta. Jangan jadikan Tuhan sebagai bisnismu.
Kemiskinan memang harus dilawan, itulah mungkin cita cita awal pemilik first travel, tetapi karena niatnya jahat. Tuhan tak mengijinkannya.
Daripada membisniskan Tuhan, lebih baik anda bisnis sampah dan barang bekas, disana ada manfaatnya baik buat lingkungan maupun meraup keuntungan.
Jadilah manusia berguna, jangan kembali jadi manusia sampah agar tak dibuang ke tempat sampah.
Berbisnis harus memiliki niat baik, tak cukup hanya berusaha, tetapi harus berbuat baik. Berbisnis bukanlah menipu manusia tetapi membantu sesama manusia agar berkah dan amanah.
Tuhan mencipta manusia agar beraklak mulia, uang penting tapi bukan segala. Uang bertujuan untuk memperlancar segala usaha, membantu sesama manusia.
Wahai manusia, belajarlah dari kasus yang ada, jangan coba coba menjual agama, sebab Tuhan tak mau ribha.
Salam kompasiana
#edisirindumenulisdikompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H