Indonesia adalah salah satu pasar terbesar produk produk IT dan para pendiri perusahaan IT itu, paham akan hal itu. Demikian juga Jokowi sadar, Indonesia harus dibangun dengan pengetahuan IT yang baik agar dapat bersaing dengan negara lain. Dalam konteks ini, Jokowi sebagai marketer hebat bagi Indonesia ingin memasarkan kelebihan Indonesia bagi para bos IT itu di Silicon Valley.
Kedua, Jokowi ingin membangun branding, bahwa Indonesia adalah bangsa yang banyak menggunakan produk IT. Jokowi ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah masa depan IT, baik dari segi pasar maupun dari sisi potensi.
Oleh sebab itu, jikapun beberapa hari ke depan, terjadi banjir di Indonesia (semoga tidak terjadi), ada baiknya kita masyarakat jangan cepat cepat memarahi Jokowi, sebab banjir ini sudah pasti tidak dapat kita hindari, sebab lebih banyak karena perlakuan kita yang tidak ramah lingkungan, juga tersebab ketidakpedulian kita akan kelestarian alam, lingkungan. Kita yang merusak lingkungan, kita harus rela menanggung akibatnya. Semoga ada kesadaran diri di setiap kita, agar kita semakin sadar lingkungan dan peduli dengan lingkungan kita.
Konsekwensi hujan deras, kita harus bersahabat dengan banjir. Semoga kita dapat selalu belajar dari setiap peristiwa yang menerpa Indonesia ini.
Dalam artikel ini saya tidak terlalu banyak membahas, saya hanya tertarik, mengapa Jokowi ke Amerika Serikat itu dalam kondisi yang kurang bersahabat, hehe...(musim asap dan musim banjir), satu disebabkan gegara musim kemarau panjang, satu gegara musim hujan panjang (Ibarat kata nih ya, kagak ada yang benar, hehe, mau kemarau mau hujan, semua jadi bencana)...weleh welehh...Indonesiaku.
Jika pada oktober 2015, Asap dapat membatalkan pertemuan Jokowi dengan para CEO IT di Silicon Valley, semoga hujan yang dapat berakibat banjir ini tidak membatalkan pertemuan ini. Sebab hakekat asap berbeda dengan hujan. Asap adalah penyakit.
Hujan adalah berkat. Hujan adalah air, air adalah sumber kehidupan.
Semoga hujan berkat kan tercurah untuk Indonesia. Bukan bencana.
Gitu aja dulu, jangan terlalu serius.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H