Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(SuDuk) I'm d'lucky Boy!

21 Januari 2016   19:15 Diperbarui: 21 Januari 2016   19:15 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam buat semua Kiers tercinta.

Artikel ini ditulis dalam rangka hasil bisik bisik beberapa Kiers di grup inbox gocap, dimana saya ada di dalamnya tetapi jarang ikut berdiskusi...hehe. Kemarin para Kiers yang cakep cakep itu janjian bikin event seru seruan untuk meramaikan perkompasianaan hari ini dengan tema Suka Duka berkompasiana dengan singkatan Suduk...dan saya berjanji untuk meramaikannya malam ini.

Bicara suka duka selama berkompasiana, saya maknai dari sudut mana memandangnya sebab tidak selalu sama sudut pandang seseorang. Sejak saya bergabung tahun 2014 bulan februari hampir 2 tahun sudah bergabung dapat dikatakan lebih banyak sukanya bahkan hampir tidak saya alami duka nya.

Meskipun saya lebih dominan dulu menulis politik, dimana kanal politik bagi sebagian besar Kiers adalah kanal yang bikin panas, gerah, bahkan bagi sebahagian menakutkan tetapi bagi saya...kanal politik adalah kanal yang paling menghibur, sekaligus kanal yang bikin adrenalin mengalir deras dan itu saya nikmati.

Oleh sebab itu, meski tulisan saya dulu, utamanya masa masa mendukung Jokowi dalam pencapresan adalah masa dimana banyak mendatangkan perdebatan, tetapi seingat saya tiada perdebatan itu yang sampai pada titik panas membara, semua terkendali, mungkin juga gegara cara saya merespon yang membuat para komentator tidak ingin berpanas ria dengan saya...haha.

Selama berkompasiana, hal yang mengganjal bagi saya adalah kurang waktu bagi saya untuk saling berinteraksi, memang aktifitaslah yang membuatnya, bukan karena saya tidak mau.

Dalam menulis saya memang santai, tidak ada target apa apa kecuali hanya ingin menulis yang ingin ditulis saja. Jujur, saya menghindari terlalu dikenal...itu sebabnya saat mulai banyak yang mengenal...maka saya biasanya mengurangi aktifitas menulis saya...hehe...dan itu satu cara saya juga agar tidak bosan berkompasiana.

Secara personal, saya batasi diri saya tidak terlalu dekat dengan para Kiers dengan alasan agar emosional saya secara pribadi tidak terkontaminasi untuk menikmati tulisan para Kiers sebab bukan rahasia lagi, kalau kita semakin mengenal lebih dekat terhadap seseorang, pasti akan terbawa cara kita merespon tulisannya.

Di kompasiana saya menikmati tulisan, bukan berbisnis atau menjalin hubungan personal. Jika nanti ada berbagai pertemenan yang terjadi, itu dapat saya pastikan karena kecintaan terhadap karya dari Kiers itu. Bukan menutup diri, tetapi sekali lagi, itu hanya cara saya untuk menjaga nilai karya yang anda hasilkan semua...hehe.

Judul tulisan saya ini saya ambil dari komentar Kiers Usi Saba Kota di salah satu artikel yang mengatakan bahwa saya the lucky boy...sejenak saya renungkan julukan itu dan benar adanya. I'm d'lucky boy...hehe....

Ini beberapa peristiwa ( fakta) yang menguatkannya...al :

Pertama, julukan ini diberikan oleh Kiers Usi Saba Kota saat mengetahui di salah satu artikel bahwa saya bersama Niken S adalah salah satu yang sudah 2 kali di undang Jokowi makan siang di istana yaitu tanggal 19 mei 2015 bersama sekitar 13 orang Kiers dan netizen dan yang kedua tanggal 12 des 2015 bersama 99 orang lainnya.

Patutlah memang disebut sebagai d'lucky boy...kedua event itu, tiada seorangpun yang saya kenal sebelumnya secara pribadi ataupun sering berkomunikasi...tetapi murni karena saya sering menulis tentang Jokowi. Tentulah ada pro dan kontra atas undangan makan siang itu dan itulah dinamika berkompasiana.

2 kali diundang ke istana bukanlah cita cita atau target, tetapi saya maknai sebagai hadiah untuk lelaki seperti saya. Mungkin ini saya maknai keberuntungan seorang lelaki tulus pendukung Jokowi.

Tidak hanya itu fakta yang membuat saya merasa d'lucky boy, tetapi ada 2 buku yang memuat tulisan saya tanpa saya cita citakan itu di dalam menulis artikel itu. Pertama dalam buku Kiers terkenal Tjiptadinata Efendi "Sehangat Matahari Pagi" ada satu tulisan saya di dalamnya dan saya mendapatkan buku itu secara gratis...bukankah itu keberuntungan berkompasiana? 

Buku kedua adalah kumpulan prosa "Jejak Jejak Rindu" Bersama penulis terkenal Desy Desol dan Pebrianov...keduanya adalah idola di tahun 2015...tetapi karena keisengan saya mengganggu kemesraan mereka lewat fiksi "murahan" saya, istilah DesoL...eh berlanjut menjadi sebuah buku yang berisikan kumpulan duel prosa....tiada sedikitpun dalam benak saya akan menjadi buku karya murahan itu...dan nyatanya lewat buku itu kami dapat menyumbang sedikit hasil penjualan dan royalty bagi anak anak panti asuhan di Malang...bukankah saya memang d'lucky boy? hehe...

Kiers Tjiptadinata Efendi, Desol dan Pebrianov adalah para Kiers yang pernah menjadi nominator pada kompasianival dan Tjiptadinata Efendi dan Desol sudah memenangkannya sesuai kategori yang diunggulkan. Dan saya bersanding lewat buku dengan para Kiers hebat iti. Bukankah layak saya katakan saya : I'm d'lucky Boy?

Semua itu tentu saya dapatkan selama berkompasiana hampir 2 tahun dan saya semakin yakin bahwa berkompasiana adalah aktifitas yang bermanfaat, kreatif dan sekaligus menyehatkan. 

Bahwa sering berkompasiana mengganggu aktifitas bisnis, aktifitas keluarga dan lain sebagainya....saya katakan...iya...tetapi sampai sejauh ini belum pernah yang namanya sampai membawa kerugian.

Event SuDuk ini saya ikuti tidak lebih sebagai cara saya berbagi pengalaman, utamanya menghargai diskusi grup inbox Gocap....sebab setiap ide pasti akan melahirkan kreatifitas.

Salam hangat saya untuk semuanya para Kiers sejati.

Salam kompasiana.

 

Sumber Gambar : bbm Desol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun