Karakter Ahok yang selama ini egois dan tidak mau mengalah, terlihat juga dari serapan anggaran DKI tahun 2015 yang hingga oktober belum sampai 30 persen. Memimpin itu bukan untuk mencari musuh sebanyak-banyaknya, tetapi memberdayakan rakyat sebanyak-banyaknya, bahwa ada masalah di sana sini, itu yang harus diperbaiki.
Tulisan ini, secara terselubung untuk mengingatkan Ahok, agar jangan sampai terjungkal di tengah jalan, hanya gara-gara kurang bijaksana. Ingat! Masalah sampah ini, bisa menjadi masalah yang besar kepada Ahok dan DKI, jika Ahok tidak hati-hati membaca situasi dan kondisi.
Ahok juga harus pintar membaca tanda-tanda sosial dan politik, siapa yang mendemo dan menghentikan truk-truk DKI di Cileungsi. Permasalahan TPST Bantargebang, menurut saya bukan perkara korupsi. Ada baiknya Ahok bijaksana dan hati-hati. Karena tidak selamanya semua masalah dilihat dari untung rugi. Anda bukanlah perusahaan yang melototin untung rugi saban hari, anda seorang pemimpin. Lihat juga sosial dan politik.
Saya adalah orang yang berkepentingan, Ahok sukses, maka artikel ini saya sundul.
Jika terjadi penolakan sosial, kemana sampah DKI akan anda buang? Jangan gara-gara sampah DKI, Ahok jadi terbuang? Jadilah bijak dan berhati-hatilah.
Salam kompasiana.
Gambar : http://news.detik.com/berita/3061336/ke-mana-sampah-jakarta-harus-berakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H