“Lelaki tampan, hanya ingin menguji kelelakiannya pada tubuh sintalku, dia hanya mau kalahkan ego nya, bahwa dia dapat memiliki tubuh ini, sesudah dia singgah, tetap saja dia pergi. Lalu aku tahu, tubuh hanya persinggahan setan - setan, tetapi aku mencari persinggahan hati, hati yang buat aku bahagia dan aku menemukannya pada bang Rizal”
Kau masih muda dek Lia, aku tinggal menunggu waktu.
“Dia datang seperti pencuri di malam hari bang Rizal, kita tidak tahu... aku bisa saja lebih dulu dipanggilNya, bisa bang Rizal!”
Lelaki hidup dengan logika... aku tinggal menunggu waktu dek Lia.
“Lebih baik aku hidup setahun lagi bersama orang yang dapat buatku bahagia dibanding 50 tahun lagi bersama dengan orang yang menyakitiku. Aku tahu ini aneh bagi bang Rizal, tetapi aku sudah yakinkan, aku mencintai bang Rizal” kataku menunduk.
Umurmu baru 35 tahun dan abang 60 tahun. Kau masih punya masa depan dan aku tinggal menunggu waktu. Hidupku hanya tersisa untuk mencintai mereka yang tidak punya, menyapa mereka yang papa.
"Jiwaku lebih menderita dari mereka, cintailah aku, sama seperti kau mencintai mereka. Bagiku itu, sudah lebih dari cukup"
Haha...
Kau memang wanita hebat, seketika ciptakan aku bergairah, lelaki tua yang tinggal menunggu waktu, kau sandera untuk kau cinta. Aku lelaki tua yang beruntung, haha...
“Aku dapat merasakan bang Rizal. Orang orang pinggiran dapat abang cintai sepenuh hati, para pemulung dapat abang sayangi setiap waktu, siapakah yang dapat berbuat seperti itu, jika tidak memiliki hati yang mulia? Aku bahagia bang Rizal! Mendampingi abang menyapa kaum bawah, turun ke desa, pergi ke pinggiran kota.”
“Aku bahagia bang Rizal, itulah aku, aku hanyalah sandiwara di panggung artis, inilah aku yang sebernarnya. Berikan aku kesempatan bahagia bersamamu! Aku menyukaimu, aku mencintaimu, aku tak punya alasan lain!”