Kompasiana semakin hari semakin keren, semakin diperhitungkan sebagai salah satu media yang banyak pembacanya. Kompasiana juga telah memiliki pembaca setia, tentunya karena para kompasianer yang begitu aktif sehingga keriuhannya tak terbantahkan.
Dari sekian banyak rubrik yang disediakan kompasiana, rubrik politik adalah rubrik yang paling rame, berisik bahkan sampai "tonjok tonjokan", hehe...itu sebabnya pak Tjipta...kompasianer legend itu dilarang anak anaknya menulis tentang politik. Sebab memang pertarungannya sangat keras, apalagi ada hajatan pemilu, pilkada dan pilpres.
Segala cara digunakan untuk mempengaruhi pembaca, sekaligus memenangkan perdebatan. Bahkan sebagian orang ngeriii...melihat pertarungan yang sedemikian keras di rubrik kompasiana.
Tetapi tidak semua tulisan politik menyebabkan perdebatan yang sengit, keras, tergantung juga isi tulisan, karakter penulis, juga tergantung perdebatan di kolom komentar.
Dari semua hal tentang rubrik politik, saya sangat tertarik melihat mereka mereka yg menulis di rubrik politik ini, sebab tulisan mereka banyak yang aktual, menarik, tajam ulasannya, menyayat, hingga dapat memancing perdebatan yang keras.
Ada banyak kompasianer yang sampai takut menulis rubrik politik oleh karena mereka tidak tahan terhadap serangan balik kepada penulisnya yang mungkin tidak dapat diduga duga komentar yang masuk.
Menulis rubrik politik, anda bisa dituduh macam macam, dan bahkan bisa menelanjangi anda sebagai penulis.
Tetapi jika dilihat ke belakang, tulisan politik adalah tulisan yang paling banyak dibaca, itu artinya minat baca kita terhadap politik itu tinggi. Jika dibandingkan dengan rubrik lain, bahkan pembaca tulisan politik jauh bila dibanding tulisan rubrik lain. Itu sebabnya para penulis rubrik politik lebih cepat dikenal di kompasiana dibanding penulis rubrik lain. Anda pasti setuju dengan pendapat saya ini, hehe...
Bahkan banyaknya protes kompasianer terhadap admin kompasiana tentang artikel favorit di masa lalu adalah juga karena begitu dominannya tulisan politik di trending article...haha...
Dan jangan salah, kompasiana diperhitungkan dalam media sosial akhir akhir ini juga karena begitu besar peran dari tulisan politik di kompasiana, tanpa mengecilkan rubrik yang lain...itu fakta yang tidak terbantahkan...maka jika tulisan politik banyak yang nongkrong dalam kolom istimewa nilai tertinggi...kita tidak boleh salahkan admin kompasiana...itu juga karena admin kompasiana melihat dari sisi marketing untuk membesarkan kompasiana.
Jika tulisan di rubrik politik banyak mendapatkan tempat dihati pembaca, belum tentu mendapatkan perlakuan yang adil dari berbagai pihak...disamping banyaknya serangan terhadap penulisnya, penulis politik adalah orang yang paling dicurigai dalam berbagai tulisan, ada banyak rumor terhadap penulisnya, terutama gelar Panasbung dan semacamnya...
Dan jika dilihat dari verifikasi yang diberikan admin kompasiana, maka dari begitu banyak penulis politik yang saya perhatikan misalnya, para penulis politik adalah penulis yang paling susah mendapatkan verifikasi biru...coba anda cek...hanya beberapa org penulis politik yang verifikasinya biru...padahal mereka sudah lama bergabung di kompasiana, tulisan mereka ratusan bahkan ada yang sampai ribuan...tetap saja hijau...itu mengapa??? Karena admin kompasiana sama seperti yang lain...kurang percaya terhadap tulisan penulis politik.
Ironis memang....saat penulis rubrik politik mendapatkan serangan yang kurang baik dari pembaca, admin kompasiana juga kurang menghargai mereka, padahal penulis rubrik politik telah mengangkat rumah kompasiana ini ke tingkat yang lebih tinggi...
So...para kompasianer rubrik politik tetaplah berkarya, anda berkontribusi dalam kompasiana.
Anda terbiasa diserang, dimaki, tidak dihargai, tetapi yakinlah anda dirindukan...seseorang yang dirindukan pasti dia ada di dalam hati...salamkompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI